get app
inews
Aa Read Next : 20 Hari Operasi Pekat Candi, Polres Karanganyar Panen Pelaku Kriminal

Khutbah Jum'at: 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan Kebaikan Dilipatgandakan

Jum'at, 22 April 2022 | 08:30 WIB
header img
Ilustrasi (Mohamed Hassan/Pixabay)

KARANGANYAR, iNews.id - Khutbah Jumat kali ini tentang keutamaan 10 hari terakhir Bulan Ramadhan yang menyentuh hati. Muslim patut bersedih karena Bulan Ramadan yang penuh keberkahan, rahmat dan ampunan segera berlalu.

Saat ini, Bulan Ramadan sudah memasuki fase ketiga atau terakhir. Karenanya, di 10 hari terakhir Bulan Ramadan, Muslim dituntut lebih intensif melakukan ibadah untuk meraih pahala dan ampunan dari Allah SWT.

Salah satunya dengan melaksanakan i'tikaf dan memperbanyak doa untuk meraih malam kemuliaan yakni Lailatul qadar, seperti iktikaf, shalat malam, membaca Al Quran, dzikir, dan bersedekah.

Dalam hadits disebutkan pada 10 hari pertama disebut dengan penuh dengan rahmat, fase pertengahan atau 10 hari kedua yakni penuh ampunan dan 10 hari ketiga atau fase terakhir yakni pembebasan dari api neraka.

أبي هريرة : أول شهر رمضان رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار. رواه ابن أبي الدنيا والخطيب وابن عساكر.

Dari Abu Hurariah, Ramadhan itu adalah bulan yang awalnya penuh dengan rahmat. Di pertengahannya penuh dengan ampunan. Dan, di ujungnya pembebasan dari api neraka.” (HR Ibnu Abi Dunya dan Ibnu 'Asakir)

Berikut teks khutbah Jum'at tentang Keutamaan 10 Hari terakhir Bulan Ramadhan yang menyentuh hati dikutip dari laman pondok pesantren tambakberas:

Khutbah pertama,

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ وَفَّقَ بِرَحْمَتِهِ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ، فَعَرَفُوْا أَقْدَارَ مَوَاسِمِ الْخَيْرَاتِ، وَعَمَرُوْهَا بِالْإِكْثَارِ مِنَ الطَّاعَاتِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ بِحِكْمَتِهِ، فَعُمِيَتْ مِنْهُمْ القُلُوْبُ وَالْبَصَائِرُ، وَفَرَطُوْا فِي تِلْكَ المَوَاسِمِ، فَبَاءُوْا بِالْخَسَائِرِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اَلْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ اَلْقَاهَّرُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَقْوَمَ النَّاسِ بِطَاعَةِ رَبِّهِ فِي البَوَاطِنِ وَالظَّوَاهِرِ، فَصَلَّى اللهُ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً.

أما بعد: أيها الناس، اتقُوا اللهَ حَقَّ تُقاتِهِ ولا تـَمُوتُنَّ الا وانتُمْ مُسلمُون، واعلموا انهُ قد قطعتُم الأكثرُ من شهرِ الصيامِ ولم يبقَ منهُ إلا اليسيرُ من الليالي والأيام، فمن كانَ منكم قام بحقه فليُتِمَّ ذلكَ وليحمد اللهَ وليسألْهُ القبولَ، ومن كان منكم قد فرط فيه وأساء فليتُب إلى الله فهو أرحم الراحمين، قال الله تعالى: قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ

الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Marilah kita selalu meningkatkan kadar ketakwaan kita kepada Allah dengan yang sebenar-benarnya. Karena hanya inilah satu-stunya cara agar kita menjadi orang yang beruntung dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

Hari ini, kita berada di penghujung bulan ramadhan, kita berada di 10 hari terakhir bulan ramadhan, sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan mulya ini dan merayakan hari raya idul fitri.

Mayoritas di antara kita mungkin sangat senang dengan berakhirnya bulan ramadhan, karena puasa telah lewat, kita tidak lagi merasakan lapar di siang hari, hari-hari kembali normal sebagaimana biasanya.

Namun demikian, bila dipandang dari sudut agama sebenarnya kesenangan kita ditinggalkan bulan ramadhan itu membuktikan betapa rendah dan lemahnya iman kita, karena dengan berakhirnya bulan ramadhan justru kita sudah tidak bisa mendapatkan pahala yang besar sebagaimana yang bisa kita dapatkan di bulan ramadhan. Dalam sebuah hadis nabi bersabda:

إذَا كَانَ اَخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وَالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قِيْلَ اَيُّ مُصِيْبَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هِيَ ذَهَابُ رَمَضَانَ لِاَنَّ الدَّعْوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَاقَةَ مَقْبُوْلَةٌ وَالْحَسَنَاتِ مُضَاعَفَةٌ، وَاْلعَذَابَ مَدْفُوْعٌ .

“Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat nabi Muhammad SAW. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini do’a dikabulkan dan shadaqah diterima. Kebaikan dilipatgandakan dan siksa dihentikan”

Para sahabat dan orang-orang yang shalih sungguh merasa sedih dan menangis bila ditinggalkan bulan ramadhan, hal ini paling tidak disebabkan 2 alasan, yaitu:

Pertama, Kesadaran mereka bahwa dengan perginya bulan ramadhan, pergi pula berbagai keutamaan yang ada di dalamnya.

Bulan Ramadhan bulan yang paling berkah, yang mana pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup? Bukankah hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ (رواه أحمد)

Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta para syetan dibelenggu... (HR. Ahmad)

Di bulan Ramadhan amal sunnah diganjar pahala amal wajib, seluruh pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan? Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi jika bulan ramadhan telah pergi. Ia hanya akan datang pada bulan ramadhan setahun lagi. Padahal tiada yang dapat memastikan apakah seseorang masih hidup dan sehat pada bulan ramadhan yang akan datang. Inilah alasan mengapa para sahabat dan orang-orang shalih bersedih, bahkan menangis mendapati ramadhan akan pergi.

Kedua, adanya peringatan dari Rasulullah SAW bahwa semestinya bulan ramadhan menjadikan seseorang diampuni dosanya. Jika seseorang sudah mendapati bulan ramadhan, maka ia sebulan bersama dengan peluang besar yang penuh keutamaan, namun jika ia masih saja belum mendapatkan ampunan, maka ia benar-benar menjadi orang yang sangat rugi, bahkan celaka. Rasulullah SAW bersabda:

بَعُدَ مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

Celakalah seseorang yang memasuki bulan ramadhan namun dia tidak diampuni (HR. Hakim dan Thabrani)

Editor : Ditya Arnanta

Follow Berita iNews Karanganyar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut