get app
inews
Aa Text
Read Next : Deret Nama Masuk Bursa Cawagub Jateng, Terbaru Witjaksono Pengusaha Muda Kelahiran Pati

Empati di Balik Pencurian Pisang: Polresta Pati Pilih Restorative Justice

Kamis, 20 Februari 2025 | 17:03 WIB
header img
Kisah Pencurian Pisang dan Sentuhan Restorative Justice di Pati

PATI, iNewskaranganyar. id - Di tengah hamparan kebun pisang yang menghijau di Tlogowungu, Pati, sebuah kisah sederhana namun sarat makna terukir.

Bukan tentang kriminalitas yang menggerogoti, melainkan tentang keadilan yang memulihkan, tentang empati yang menyembuhkan.

Senin sore, 17 Februari 2025, menjadi saksi bisu ketika AAP, remaja 17 tahun dengan beban hidup yang tak ringan, kedapatan memikul empat tandan pisang.

Bukan untuk kesenangan, melainkan untuk mengisi perut yang lapar, untuk merawat sang adik di tengah himpitan ekonomi. Dua saksi mata, dengan sigap, membawa AAP ke Polsek Tlogowungu.

Di sana, alih-alih jeruji besi yang dingin, AAP disambut dengan kehangatan. Kapolsek AKP Mujahid, dengan kebijaksanaannya, melihat lebih dari sekadar tindak pencurian. Ia melihat seorang remaja yatim piatu yang berjuang untuk bertahan hidup.

"Ini bukan tentang menghukum, tapi tentang memahami," ujar AKP Mujahid. "Restorative justice adalah tentang memulihkan hubungan, tentang membangun kembali jembatan yang retak."

Mediasi pun digelar, melibatkan kepala desa dan keluarga AAP. Kamari, sang pemilik kebun, dengan hati yang lapang, memilih untuk memaafkan. Ia melihat ketulusan di mata AAP, ia merasakan beban yang dipikul remaja itu.

"Saya juga pernah merasakan kesulitan," tutur Kamari. "Mungkin ini cara Tuhan untuk mengingatkan kita agar saling membantu."

Perdamaian pun tercipta, bukan di atas kertas, melainkan di dalam hati. AAP berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya, Kamari berjanji untuk membantu AAP dan adiknya. Lebih dari itu, mereka berdua berjanji untuk menjadi bagian dari solusi, untuk membangun masyarakat yang lebih peduli.

Kisah ini bukan sekadar tentang empat tandan pisang, melainkan tentang nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh Polresta Pati.

Ini adalah tentang keadilan yang tidak hanya menghukum, tetapi juga memulihkan, tentang empati yang tidak hanya merasa, tetapi juga bertindak.

"Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua," harap AKP Mujahid. "Mari kita bangun Pati yang lebih humanis, di mana setiap orang merasa aman dan dihargai."

Polresta Pati, melalui pendekatan restorative justice, telah membuktikan bahwa keadilan tidak selalu identik dengan hukuman. Terkadang, keadilan hadir dalam bentuk uluran tangan, dalam bentuk kata maaf, dalam bentuk harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut