Korupsi Mengguncang Semarang: Wali Kota dan Suami Diduga 'Bancakan' Miliaran Rupiah

JAKARTA, iNewskaranganyar. id - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan suaminya, Alwin Basri, jadi tersangka tiga kasus korupsi oleh KPK.
Wakil Ketua KPK, Ibnu Basuki Widodo, ungkap penahanan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan suami, Alwin Basri ini karena keduanya diduga terima suap dari pengadaan meja kursi SD 2023, proyek kecamatan, dan dana Bapenda.
"Mereka diduga terima uang dari pengadaan, proyek, dan dana daerah sejak menjabat, " papar Ibnu Basuki Widodo, di gedung KPK, Rabu (20/2/2025).
Terkait dugaan tindak pidana korupsi pengadaan kursi fabrikasi SD, ungkap Ibnu, diperoleh informasi bahwa Alwin Basri diduga menerima uang sejumlah Rp1,75 miliar.
"Sebagai imbalan atas bantuan Alwin Basri dalam memenangkan proyek, RUD (Direktur PT Deka Sari Perkasa) memberikan uang sebesar Rp1,75 miliar, yang setara dengan 10 persen dari nilai proyek, " ujarnya.
Alwin Basri Diduga Terima Rp 2 Miliar dari Proyek Kecamatan. Alwin Basri diduga terlibat pengaturan proyek kecamatan 2023, dan menerima Rp 2 miliar
"Alwin Basri diduga terima Rp 2 miliar dari M sebagai suap proyek PL kecamatan, " jelasnya.
Sedangkan Mbak Ita dan suaminya diduga menerima suap Rp 2,4 miliar dari Bapenda Kota Semarang, yang dikumpulkan antara April hingga Desember 2023.
"IIN diduga memberikan suap Rp 2,4 miliar kepada Mbak Ita dan suaminya, yang berasal dari potongan iuran sukarela TPP pegawai Bapenda Kota Semarang pada triwulan 1-4 tahun 2023," jelasnya. ***
Editor : Ditya Arnanta