Sementara itu, dokter kulit dan estetika, dr Kardiana Dewi menyampaikan pandangannya terkait perawatan dermal filler, dimana filler berbasis Hyaluronic Acid telah diformulasikan secara khusus dan melalui berbagai uji klinis tingkat tinggi.
"Filler Hyaluronic Acid aman digunakan, sehingga mampu menjawab keresahan pasien, seperti mengembalikan volume wajah, menghaluskan garis kerutan, menghidrasi kulit hingga membuat wajah terlihat lebih proporsional," kata Kardiana Dewi.
Meski demikian, setiap tubuh memiliki reaksi yang berbeda terhadap filler. Sehingga, perlu adanya panduan tata laksana yang cepat dan efektif untuk mengatasi efek samping yang berpotensi muncul pasca prosedur.
Oleh sebab itu, dr. Kardiana, serta dokter-dokter lainnya yang tergabung dalam tim ZP Therapeutics, meluncurkan modul pembelajaran agar keamanan dan kenyamanan pasien tetap terjaga pasca prosedur perawatan filler Hyaluronic Acid.
Modul ini menjadi referensi pembelajaran aspek keamanan prosedur estetika pertama di Indonesia. Selain menjadikan modul sebagai panduan, konsultasi dan komunikasi terbuka antara pasien dan dokter juga penting untuk dilakukan selama proses perawatan.
Hal ini bertujuan untuk memahami kebutuhan dan kondisi pasien, serta mencegah terjadinya efek samping negatif pasca prosedur.
Dokter Kristian Sanjaya menegaskan, sebelum melakukan prosedur injeksi filler, pihaknya selalu menganjurkan pasien melakukan konsultasi yang lengkap, dari sebelum hingga sesudah perawatan.
Tahapan ini diperlukan agar dapat mengantisipasi potensi timbulnya efek samping.
Di lain sisi, pasien juga diharapkan untuk transparan dan komunikatif terkait dengan kondisi tubuh yang dialami.
"Dokter yang melakukan prosedur perlu mengetahui jika ada riwayat alergi tertentu hingga riwayat perawatan yang pernah dilakukan untuk mencegah adanya efek samping yang tidak diinginkan pasca prosedur," kata Kristian Sanjaya.
Chief Operating Officer ZP Therapeutics Ay Lie Widjaja menambahkan, sebagai pionir dermal filler Hyaluronic Acid (HA), ZP Therapeutics selalu memberikan yang terbaik untuk keamanan dan kenyamanan pasien.
Harapannya, dengan mengenalkan kembali filler Hyaluronic Acid (HA) sekaligus meluncurkan modul pembelajaran sebagai referensi dokter-dokter estetika di Indonesia dapat memberikan pengetahuan baru terhadap dermal filler.
"Kami berharap pasien dan calon pasien tidak lagi ragu untuk meningkatkan rasa percaya dirinya melalui prosedur ini," ujar Ay Lie Widjaja.***
Editor : Ditya Arnanta