get app
inews
Aa Text
Read Next : Optimalkan Peran Wakaf sebagai Instrumen pemberdayaan dan pembangunan, UNS dan BWI Sepakat MoU

Prodi S-3 Kajian Budaya FIB UNS Gelar Kuliah Pakar Metodologi Kajian Kritis

Kamis, 25 April 2024 | 22:41 WIB
header img
Kuliah pakar Prodi Kajian Budaya FIB UNS, Rabu (24/4/2024) (Foto : iNewskaranganyar / dok Humas UNS)

Solo, iNewskaranganyar – Program Studi (Prodi) S-3 Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kuliah pakar, Rabu (242/4/2024). Topik yang diangkat kali ini adalah ‘Metodologi Kajian Kritis’. Acara ini berlangsung secara _hybrid_ via Zoom Cloud Meeting dan secara langsung di Ruang Seminar Lt. 2 Gedung I. Suharno FIB UNS

Pada kesempatan tersebut, Prodi S-3 Kajian Budaya FIB UNS menghadirkan dua narasumber, yakni Ketua Asosiasi Kajian Budaya Indonesia (AKBI), Dr. Yuliawan Kasmahidayat dan Guru Besar Antropologi Budaya Kenyon College, Ohio, USA, Prof. Sam Pack. Kuliah pakar ini merupakan agenda yang diselenggarakan rutin setiap tahunnya.

Acara  dibuka dengan sambutan Ketua Program Studi S-3 Kajian Budaya FIB UNS, Dra. Sri Kusumo Habsari.  Melalui sambutannya, Sri Kusumo menerangkan bahwa lokakarya kuliah pakar ini rutin diadakan secara tahunan untuk meningkatkan kualitas prodi. Sri Kusumo berharap muncul kontribusi dalam meningkatkan pendidikan dan pengembangan penelitian menjadi lebih baik. 

Sebagai pembicara pertama disiang hari ini, Dr. Yuliawan Kasmahidayat menerangkan bagaimana cara untuk menentukan metodologi penelitian. 

“Untuk menentukan metodologi penelitian kajian budaya. Kita perlu memperhatikan beberapa hal termasuk hal-hal mendasar seperti  mempersiapkan diri dengan pemahaman dasar dengan tujuan agar penelitian dan pengumpulan data menjadi lebih terstruktur,” ujar Dr, Yuliawan. 

Kajian budaya menurut Yuliawan adalah pohon teori yang memiliki kekokohan dimana kekokohan ini kemudian digunakan untuk memayungi kajian dari ilmu yang lain. Sehingga metodologi penelitian yang paling tepat digunakan pada kajian budaya adalah menggunakan metode kualitatif. 

“Penelitian Kajian Budaya paling cocok dengan metode kualitatif dibanding dengan metode kuantitatif. Karena metode penelitian kajian budaya memerlukan tiga tahapan umum, yaitu tahap pangklasifikasian, penentuan masalah, serta menentukan kerangka berpikir dan tujuan penelitian”, sambungnya. 

Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Prof. Sam Pack yang memaparkan materi tambahan mengenai proses pengumpulan data dari narasumber melalui wawancara langsung. Saat melakukan wawancara Prof. Sam Pack memberikan tips untuk mengajukan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan umum hingga pertanyaan khusus yang bersifat personal. 

“Sangat penting bagi peneliti untuk membangun pendekatan terlebih dahulu dengan narasumber sebelum melakukan penelitian. Jika digambarkan seperti segitiga terbalik, dimana pertanyaan dimulai dengan perkenalan dan pertanyaan umum yang kemudian mengerucut menuju pertanyaan yang lebih personal”, ujar Prof. Sam Pack.

Selain itu Prof. Sam Pack juga menjelaskan langkah-langkah penelitian yang sudah pernah diterapkan olehnya, seperti bagaimana cara membangun pendekatan kepada narasumber. kemudian bagaimana cara menentukan timeline penelitian kita untuk mempermudah proses pengumpulan data. 

“Saat wawancara berlangsung kita boleh memberikan sinyal-sinyal non verbal dengan tujuan untuk memancing narasumber memberikan lebih banyak informasi. Serta jangan lupa untuk mempertimbangkan kenyamanan narasumber selama proses wawancara. Catat semua hal-hal penting dalam wawancara atau boleh untuk merekam, setelah itu segera untuk membuat transkrip dari hasil rekaman wawancara”, pungkas Prof. Sam Pack.

Editor : Puspita Priska Lituhayu

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut