SOLO, iNewskaranganyar. Id - Solo Melawan Politik Amoral (SEMPAL) menggelar diskusi mengangkat tema “Menyelamatkan Demokrasi Indonesia dan Bedah Buku : Kronik Penculikan Aktivis 1998 dan Kekerasan Negara yang digelar pada Senin, 5 Februari 2024 di Bento Coffe, Pabelan, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dalam diskusi itu dihadiri sejumlah Front Mahasiswa Nasional (FMN) Solo Raya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Solo, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang. Sukoharjo, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS dan Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) Jawa Tengah.
Enam pembicara yang hadir sebagai pemantik diskusi adalah Rikmadenda Arya Mustika selaku koordinator FMN Solo Raya, Deana Sari, Ketua Umum GMNI Solo, Agung Lucky Pradita, Presiden BEM UNS, Fierdha Abdullah Ali, Ketua Umum HMI sukoharjo, M. Adam Ilham Mizani, Aktivis IMM Jawa Tengah dan Pembacaan Puisi oleh Fitri Nganthi Wani, anak Wiji Thukul, aktivis yang hilang di culik pada tahun 1998.
Hanya saja Bedah Buku yang semula direncanakan menghadirkan penulis langsung, Muhidin, berhalangan hadir.
Diskusi hanya di isi oleh mahasiswa yang notabene mereka banyak yang belum lahir pada tahun 1998.
Melalui Buku Kronik Penculikan Aktivis dan kekerasan Negara yang banyak menampilkan klipingan koran pada tahun 1998, mereka bisa mengetahui peristiwa kekerasan negara pada tahun 1998 dengan terjadinya peristiwa penculikan aktivis yang dilakukan oleh Satgas Mawar atas perintah Prabowo Subianto selaku Danjen Kopassus kala itu.
Dalam testimoni korban penculikan yang selamat, menceritakan semua kejadian yang dialaminya.
"Mereka mengaku mengalami penyiksaan. Ada yang di cabut kukunya, dibakar rambut kemaluannya, sikat gigi dengan odol dari closet dan bentuk bentuk penyiksaan lain yang merendahkan martabat kemanusiaan, " papar Koordinator FMN Cabang Solo Raya, Deana Sari, dalam diskusi tersebut.
Selain mereka yang selamat, masih ada 13 orang hilang yang hingga saat ini, setelah 25 tahun tak pernah Kembali. Dalam keputusan Sidang Dewan Kehormatan Perwira dengan Ketua Jendral Subagyo HS, Prabowo dinyatakan bersalah dan di pecat dari jabatan dan karir di militer.
Selain mereka yang selamat, masih ada 13 orang hilang yang hingga saat ini, setelah 25 tahun tak pernah Kembali. Dalam keputusan Sidang Dewan Kehormatan Perwira dengan Ketua Jendral Subagyo HS, Prabowo dinyatakan bersalah dan di pecat dari jabatan dan karir di militer.
"Namun sayangnya, negara tidak langsung berani mengadili Prabowo melalui pengadilan, hingga Prabowo bisa melarikan diri ke Jordania. Situasi Politik berubah danPrabowo bisa Kembali ke Tanah Air dan mendirikan Partai Gerindra bersama para pendukungnya yang setia, "ujar Deana.
Lebih lanjut, Deana menyampaikan, situasi semakin sulit karena kesalahan Jokowi menjadikan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan kini justru bisa menjadi Calon Presiden bersama anak Jokowi. Bahkan lebih aneh lagi, para mahasiswa merasa heran dengan para senior mereka di Gerakan mahasiswa seperti Budiman sudjatmiko dan Fadli Zon yang tidak bisa memberikan tauladan baik dengan kini mendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden.
“Pengkhianatan terhadap gerakan mahasiswa patut di sayangkan karena akan menjadi contoh buruk bagi generasi penerus,” tandasnya.
Acara diskusi juga diisi dengan pembacaan puisi oleh Fitri Nganthi Wani. Puteri dari Wiji Thukul, aktivis yang hilang diculik pada tahun 1998 itu membacakan tiga buah puisinya yang diambil dari buku kumpulan puisi “Selepas Bapakku Hilang”. ***
Editor : Ditya Arnanta