JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Mitos atau fakta, Kerokan Bisa Menyembuhkan Masuk Angin? fakta yang terjadi, hampir sebagian masyarakat percaya bila kerokan bisa menghilang angin. Bahkan kebanyakan masyarakat kurang marem saat masuk angin belum kerokan. Sebuah fakta, masyarakat lebih memilih kerokan dibandingkan yang lain. Sebenarnya bagaimana dalam dunia media tentang kerokan.
Dalam dunia medis, masuk angin tidak ada. Istilah masuk angin hanya istilah yang dibuat oleh orang Indonesia ketika merasakan perut kembung, pegal – pegal atau tidak enak badan.
Dan biasanya para dokter akan menanyakan terlebih dahulu gejala yang dirasakan pasien seperti apa, kemudian baru bisa diketahui penyakit sesungguhnya yang dialaminya tersebut.
Kalau sudah membahas masuk angin, pasti berhubungan dengan yang namanya kerokan. Seperti dikutip dari okezone, salah satu dokter yang membahas mengenai fakta atau mitos dari sebuah kerokan yang bisa menyembuhkan masuk angin adalah dr. Nadia Alaydrus yang tayang di Podcast Kata Dokter dalam aplikasi RCTI+.
dr. Nadia Alaydrus adalah dokter kecantikan yang mempunyai paras cantik, dr. Nadya juga kerap aktif membagikan beberapa tips kecantikan dan kesehatan lainnya di sosial media. Selain menjadi dokter, dr. Nadya pernah menjadi seorang model.
dr. Nadia Alaydrus adalah dokter kecantikan yang mempunyai paras cantik, dr. Nadya juga kerap aktif membagikan beberapa tips kecantikan dan kesehatan lainnya di sosial media. Selain menjadi dokter, dr. Nadya pernah menjadi seorang model.
Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai kerokan dan masuk angin, dr. Nadya menjelaskan sedikit penyebab mengapa bisa mengalami migrain.
“Kalian tau ga kalau migrain merupakan salah satu penyakit yang terkenal dan banyak faktor penyebabnya, yang pertama bisa karena perubahan hormon, kita tau kan kalau wanita itu punya 2 hormon beda sama laki-laki biasanya wanita tuh tiap bulannya mengalami perubahan hormon disitulah bisa terjadinya migrain. Kedua adalah pola makan dan minum, seperti sering minum kopi. Terakhir adalah faktor lingkungan sekitar misalnya ada seorang perokok dan kita menghirup asapnya sehingga kita menjadi perokok pasif dan itulah yang menyebabkan migrain,” kata dr. Nadya.
“Di episode kali ini kita akan bahas mengenai kerokan dan mitos faktanya yang pasti kalau udah bahas kerokan itu berhubungan sama yang disebut masuk angin. Sebenarnya masuk angin itu adalah istilah yang dibuat oleh orang Indonesia itu sendiri, karena pada dasarnya dalam istilah medis itu ga ada yang namanya masuk angin bahkan kalau aku nanya nih sama 10 orang dan aku meminta untuk mendefinisikan masuk angin itu pasti beda-beda. Kalau ditanya dari istilah medis, biasanya kita akan nanya nih sama pasien emang gejala nya apa sih yang dirasain,” tambah dr. Nadya terkait istilah masuk angin.
Istilah kerokan ternyata juga ada di beberapa negara jadi bukan hanya di Indonesia contohnya China dan Vietnam.
Terus mengapa orang-orang masih sering melakukan pengobatan dengan kerokan? Dan kenapa kalau kita habis kerokan bisa menimbulkan warna merah di bagian yang dikerok?
Hingga kini pengobatan tradisional masih dipercaya oleh masyarakat Indonesia untuk menyembuhkan penyakit.
Selain menggunakan obat herbal, cara lain yang dipilih adalah kerokan. Biasanya seseorang memilih untuk kerokan ketika sedang masuk angin.
Kerokan adalah menggoreskan uang logam atau alat pipih yang tumpul ke kulit dan gerakannya dilakukan beberapa kali. Bagi beberapa orang, mungkin gerakan goresan tersebut akan terasa cukup nyeri. Tapi, kerokan terbilang cukup aman asal dilakukan dengan prosedur yang benar.
Kerokan biasanya akan menyebabkan kulit berwarna kemerahan atau memar ringan, terutama di bagian yang digores. Hal itu dikarenakan alat untuk mengerok mengikis kulit dan memecahkan pembuluh darah kapiler yang dekat dengan kulit. Tak usah merasa khawatir, sebab warna kemerahan tersebut akan hilang beberapa hari setelah kerokan. Biasanya dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Dikutip dari berbagai sumber, Senin (25/9/2017), kerokan memiliki sejumlah manfaat antara lain menghilangkan sakit kepala (migraine), sakit leher, pembengkakan payudara, serta dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga memberikan efek anti-inflamasi, penghilang rasa sakit, dan efek kekebalan tubuh.
Editor : Ditya Arnanta