MADIUN, iNewskaranganyar.id - Gunung Wilis salah satu jajaran gunung yang ada di Pulau Jawa. Letak Gunung Wilis berdekatan dengan Gunung Lawu. Karena itu, nama Gunung Wilis kalah pamor dengan gunung Lawu.
Namun, meski kalah pamor dengan gunung yang memisahkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini, misteri gunung yang memisahkan enam kabupaten yaitu Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, dan Trenggalek inipun tak kalah dengan gunung yang diyakini sebagai pakunya Pulau Jawa.
Gunung Wilis salah satu gunung yang menjadi patokan bagaimana peradaban masyarakat di sekitarnya sejak zaman dahulu. Bahkan konon di kawasan Gunung Wilis, inilah bermunculan kerajaan kecil seperti Kerajaan Gegelang dan Kerajaan Wengker di sisi selatannya.
Kerajaan Gegelang konon berada di wilayah barat Gunung Wilis. Konon wilayahnya berada di Desa Glonggong, yang kini masuk Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Di barat Desa Glonggong itulah Residen Madiun Lucien Adam mencatatkan pernah berdiri sebuah keraton, dari beberapa literasi sejarah yang didapatnya.
Tempat ini kini berada di sebelah timur jalan Madiun-Ponorogo. Batas-batas fondasi benteng keraton konon masih dapat ditemukan dengan tepat. Selain itu, banyak orang tua di desa ini sebagaimana pada buku "Antara Lawu dan Wilis: Arkeologi, Sejarah, dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam" mengisahkan masih mengingat bahwa batu-batu tersebut dibongkar dari dindingnya, untuk membangun atau memperbaiki Pabrik Gula Pagotan.
Selain itu bebatuan yang diduga berasal keraton Kerajaan Gegelang ini digunakan juga mendirikan pesanggrahan di sumber air panas Ngumbul. Kini, dinding benteng tersebut tidak dapat dilihat lagi. Di dalam area bekas benteng yang membentuk sebuah bujur sangkar-yang sisi timurnya berada di jalan Madiun-Ponorogo tadi.
Pada catatannya Lucien Adam tahun 1938 menyebut terdapat desa-desa dengan nama Ngrawan, Gedong, Pelem Gurih, dan yang paling tenggara disebut Glonggong, ada sebuah daerah yang berada di dataran tinggi dan populer disebut sebagai Daton, yang merupakan singkatan dari kedaton.
Di sebelah barat dayanya ada kompleks Gelang dan kompleks hunian Daha. Sisa-sisa keraton ini tercatat dalam sebuah peta tua yang diterbitkan pada bagian tujuh dalam Opkomst karya JKJ de Jonge (16 jilid, 1862-1909).
Terbitan ini menyatakan bahwa terdapat sebuah bekas kerajaan yang sekarang sepi dan terletak di kaki Gunung Wilis. Hampir dua abad kemudian, pada Maret 1866, NW Hoepermans tidak lagi menemukan reruntuhan kayu seperti apa yang digambarkan De Jonge, tetapi sejumlah besar batu merah yang terhampar secara luas dan memanjang.
Hoepermans masih di masa kependudukan kolonial Belanda juga menemukan beberapa pondasi tua di area yang sama. Sayang pada 1905 dan 1906, ekspedisi J. Knebel bahkan tidak lagi dapat menemukan dapat menemukan jejak keraton di tempat itu ataupun di dalam ingatan orang-orang desa setempat.
Dari keraton yang diperkirakan bernama Gelang ini, ditemukan sebuah patung Durga dengan angka tahun 1338 Śaka atau 1414 Masehi. Selain itu, di sebuah masjid yang berada di Dusun Ngrawan, Dolopo, Madiun ditemukan sebuah yoni.
Di masjid yang sama, konon terdapat sebuah kuburan yang menjadi tempat peristirahatan prajurit bernama Tambakyudo dari Cempolo. Menurut kisah penduduk, dia tewas dalam pertempuran melawan Ratu Gelang.
Editor : Ditya Arnanta