KARANGANYAR,iNewskaranganyar.id - Musyawarah Nasional (Munas) ke IX Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) selama dua hari, sejak 23 Juni hingga 24 Juni 2023 di gedung DPRD Karanganyar resmi ditutup. Sejumlah rekomendasi ini pun juga telah dihasilkan dalam Munas.
Dalam Munas, Hadi Prajoko kembali dipercaya sebagai Ketua Umum HPK. Sedangkan Sekjen HPK dipercaya pada Iwan Tatang Cahyono. Romo Panji Suryaningrat ke II didaulat sebagai sesepuh HPK. Untuk Anggota Yudi Ari, Yayuk Hermiati, Mbah Gino Martowiyono. Romo Anom Gumirat Barna Alam dari Sunda Wiwitan. Untuk ketua Harian DPP HPK dipercayakan pada Tony Hatmoko. Waketum Ratu Dewi Kanti Setyaningsing.
Tony menyebut hasil Munas ke IX yang berlangsung di Karanganyar selama dua hari ini, selanjutnya akan dibawa ke tingkat Rakernas HPK. Nantinya keputusan Rakernas itu bisa menjadi langkah lanjutan untuk membuat program kerja HPK yang mewadahi 1638 organisasi penghayat dan masyarakat adat.
"Munas ini memperteguh dan mempertahankan eksistensi budaya luhur agar tradisi ritus yang sudah menjadi bagian turun temurun dari leluhur nusantara sebagai bagian dan nilai dan ajaran kebaikan di bumi nusantara,"jelas Tony pada iNewskaranganyar, Senin (26/6/2023).
Ia menambahkan dalam Munas HPK, sejumlah tokoh nasional juga hadir. Diantaranya, Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mewakili Panglima TNI Jendral Yudho Margono. Kemudian tokoh pembina keagamaan di Indonesia KH Said Aqil Siradj.
Hadir juga perwakilan dari Badan Penanggulangan Teroris ( BNPT) Brigjen Ahmad Nurwahid. Kemudian, sejarahwan, teolog, dan peneliti sejarah Bambang Nurseno.
Selain tokoh tadi, dama Munas HPK ini pun hadir sejumlah perwakilan dari beberapa kementrian. Seperti kementrian agama, kemendagri hingga kementrian ekuin. Diantaranya, dari Kemendagri yang mewakili Mendagri, Irjen Pol Made Mahendra, Kemenag diwakili Ali Safruddin, Ekuin, DR Panggah dan Prof Yudiari, penghayat sekaligus rektor salah satu universitas.
“Kehadiran para tokoh nasional menjadi sebuah penyejuk bagi para penghayat agar terus mempertahankan esksistensi akar kebudayaan bangsa Ini,"ungkapnya.
Tony menjelaskan, KH Said Aqil Siraj yang merupakan pelindung di segenap agama dan kepercayaan dan masyarakat adat di BNPT berpesan pentingnya harmonisasi nusantara sebagai satu-satunya penjaga gawang NKRI.
"Beliau menyampaikan, tentang pentingnya harmonisasi nusantara sebagai satu-satunya penjaga gawang NKRI dengan dinamika yang sedang mengalami peningkatan radikalisme dan semakin liarnya sosial kultur dan religi. Maka penghayat menjadi penjaga gawang yang senantias menjaga nilai luhur nusanatara,”jelasnya.
Menurutnya Pemerintah memiliki peran penting dalam memberikan kontribiusi bagi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa pandang bulu.
“Kami juga berharap agar pemerintah tidak lalai dan tebang pilih. Pemerintah bisa mengayomi, warganya serta bagaimana bangsa ini dibawa menjadi bangsa yang maju dan berperadaban,misalnya bagaimana jika ada saudara kami yang menikah, meninggal dan sekolah. Secara UU sudah sah juga sudah masuk dalam format Dukcapil, tinggal pelaksanaannya saja di masyarakat,”jelasnya.
Sedangkan dipilihnya Karanganyar sebagai tuan rumah Munas, ungkap Tony, dikarenakan ada keterkaitan sejarah dengan HPK.
"Sejarah organisasi penghayat kepercayaan ini di Karanganyar. Tahun 1947, saat Eyang Wongso mengadakan musyawarah penghayat di Karanganyar,"ujarnya.***
Editor : Ditya Arnanta