LAMPUNG, iNewskaranganyar.id - Gunung Krakatau salah satu gunung teraktif di Indonesia. Gunung ini berada di selat Sunda yang Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, tepatnya di perairan Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatra.
Seperti di kutip iNewskaranganyar.id dari Wikipedia, Gunung Krakatau pernah meletus hebat tahun 535 M yang menyebabkan terbentuknya Selat Sunda, hilangnya peradaban orang Pasemah Lampung dan Salakanegara Banten selama sekitar 20-30 tahun.
Ledakan Gunung Krakatau menyebabkan tsunami, langit gelap, dan cuaca dingin. Pada tahun 1680, pernah terjadi letusan juga. Peristiwa itu pun masih berlanjut terulang kembali yang menyebabkan Krakatau sirna lagi karena letusan kataklismik pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Pada tahun 2019, kawasan yang sekarang merupakan cagar alam ini memiliki empat pulau kecil: Pulau Rakata, Pulau Anak Krakatau, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang (Rakata Kecil). Berdasarkan kajian geologi, semua pulau ini berasal dari sistem gunung berapi tunggal Krakatau yang pernah ada di masa lalu.
Krakatau dikenal dunia karena letusan yang sangat dahsyat pada tahun 1883. Awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudra Hindia.
Suara letusan itu terdengar sampai ke Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Namun di balik kemegahaan Gunung Krakatau rupanya di sana terdapat mitos dan misteri.
Pada awalnya, Gunung Krakatau terbentuk dari tekanan pada kulit bumi yang mengakibatkan kulit bumi terdesak ke atas membentuk paparan yang luas dan beberapa barisan pegunungan yang sangat tinggi.
Konon, meletusnya Gunung Krakatau berawal dari perebutan kotak pandora yang bisa membawa siapa pun pemiliknya ke negeri gaib yang diinginkan. Dahulu di kawasan Gunung Krakatau terdapat sebuah sebuah negeri bernama Kerajaan Karkata yang berada di kaki gunung Krakatau. Pada 1883, kerajaan Krakata mengalami gempa berkali-kali karena terbukanya kotak pandora dari alam lain.
Pada saat bersamaan, seorang dukun kepiting yang merupakan dukun ilmu hitam di kerajaan Karkata menemukan kembali kekuatannya dengan terbukanya kotak pandora tersebut.
Dengan kekuatannya ini dukun Kepiting bisa menghidupkan kembali pasukan kepitingnya yang musnah ketika Krakatau meletus untuk pertama kalinya pada Mei 1883.
Lalu kotak pandora ini kemudian diperebutkan oleh Dukun Kepiting maupun Ratu kerajaan Karkata. Karena menurut ramalan, kotak pandora ini bisa mengantarkan siapapun pemiliknya menuju alam gaib ketika terjadi letusan Krakatau yang paling besar.
Informasi lebih lanjut, potak pandora ini juga diramalkan bisa membantu menghidupkan pasukan jin untuk menghadapi pasukan kepiting yang akan datang menyerang kerajaan Karkata.
Dengan bantuan kotak pandora ini, Ratu kerajaan Karkata pun menghidupkan kembali pasukan jin yang telah pingsan selama ribuan tahun. Tidak lama dari kejadian tersebut, perang gaib pun terjadi dengan memperebutkan kotak pandora antara pasukan jin negeri kerajaan Karkata dan pasukan kepiting.
Ratu kerajaan Karkata dan Dukun Kepiting saling mengejar untuk mendapatkan kotak pandora. Namun sayangnya kotak pandora yang diperebutkan itu justru akhirnya tertutup dan menghilang secara gaib. Hilangnya kotak pandora ini membuat Krakatau meletus dengan hebat pada bulan Agustus 1883.
Kini, Wisata Cagar Alam Gunung Krakatau tidak bisa sembarang dikunjungi orang. Hanya wisatawan yang benar-benar mendapatkan izin yang bisa berkunjung ke sana. Di lokasi tersebut, juga jarang sekali ada kegiatan wisata.***
Editor : Ditya Arnanta