get app
inews
Aa Text
Read Next : Jokowi Pulang ke Solo, Ribuan Warga Rela Menunggu Selama 3 Jam

Bakal Dibuka Presiden Joko Widodo, Ini Lima Poin Penting Muktamar ke 48 Muhamamdiyah dan Aisyiah

Sabtu, 12 November 2022 | 08:07 WIB
header img
Lima poin Penting bakal dibahas dalam Muktamar Muhammadiyah dan Aisyah di Solo, salah satunya pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah (18/11/2021). (Foto: Istimewa)

SOLO,iNewskaranganyar.id - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan bakal membuka secara resmi Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 2022 yang digelar, di Stadion Manahan Solo, pada Sabtu (19/11/2022) pagi.

Kepastian orang nomer satu di Republik Indonesia bakal membuka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 2022 itu disampaikan langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir via zoom saat Gathering media di Gedung Siti Walidah UMS Lantai 7, Jumat (11/11/2022) malam.

"Presiden Joko Widodo telah mengkonfirmasi akan membuka Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyah. Sedangkan penutupan Muktamar, Wakil Presiden Maruf Amin pun telah mengkonfirmasi kesiapannya untuk menutup jalannya Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah,"papar Haedar Nashir.

Menurut Haedar Nashir, ada lima agenda pokok dalam prosesi Muktamar, di antaranya,  Pertama, Laporan PP Muhammadiyah 2015-2022. Isi laporan tersebut akan memotret berbagai pekerjaan yang telah dilakukan Persyarikatan dalam satu periode. 

Ia mengatakan, pelaporan ini penting untuk menunjukkan bahwa Muhammadiyah selama ini bekerja dengan serius untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.


Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir sampaikan ada lima poin utama yang akan di bahas dalam Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah (Foto: Humas UMS)

Kedua, membahas program lima tahun ke depan. Sebagai organisasi yang mengusung tema berkemajuan, Muhammadiyah telah menyiapkan ragam program untuk menjawab tantangan zaman dalam lima tahun ke depan. 

Menurut Haedar, solusi dari prediksi tantangan di masa depan ialah bagaimana memperkuat peran amal usaha sebagai benteng mewujudkan kemasalahtan.

“Poinnya ke depan kita akan lebih memperkuat amal usaha sebagai modal basis membangun keunggulan bangsa. Bangsa yang besar ini dengan segala keragamannya ini mesti berpacu agar setara dan unggul,"ujarnya. 

"Ini agenda terbesar, kadang suka tertutupi isu-isu yang temporal,”imbuhnya.

Ketiga, membahas Risalah Islam Berkemajuan. Muhammadiyah memiliki sebuah keyakinan bahwa Islam yang sesungguhnya adalah agama yang mendorng kemajuan dan karena itu ia harus menjadi kekuatan aktual yang menggerakkan pemeluknya untuk memberi kesaksian atas keunggulan agama Islam. 

Menurut Haedar, berkemajuan berarti menciptakan kedamaian, keadilan, dan membangun peradaban utama. 

“Selama ini Muhammadiyah telah mempopulerkan istilah berkemajuan ini. Berkemajuan berarti selain memberikan perdamaian dan toleransi, tapi pada saat yang sama Islam yang membawa kemajuan peradaban,” ucap Haedar.

Poin Keempat yaitu membahas Isu-isu strategis. Pembahasan ini merupakan problem nyata yang saat ini sedang dihadapi dalam konteks bangsa bahkan dunia.  Misalnya, isu membangun kesalehan digital.

Muhammadiyah telah menysun panduan keagamaan dan moral membangun kesalehan digital di berbagai institusi dan lingkungan sosial masyarakat luas.

“Misalkan kita memperkenalkan kesalehan digital di tengah 4.0 yang membawa perubahan luar biasa. Boleh generasi muda saat ini telah menguasai teknologi, jangan-jangan mereka menjadi generasi yang hilang karena pijakan nilainya tercerabut,"jelasnya 

"Jika tidak tercerabut, mereka mungkin menemukan nilai alternatif lain yang bertentangan dengan nilai-nilai kita (agama dan nilai luhur),” ucap Haedar.

Poin utama lainnya dalam Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, ungkap Haedar yaitu pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah.  Menurut Haedar, sistem pemilihan kepemimpinan di Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang berjenjang merupakan salah satu cara pemilihan yang demokratis.

“Sistem pemelihan yang berjenjang, maka insyaAllah sistem kepemilihan ini sangat demokratis yang tersistem. Representasi 3000 pemilih merupakan representasi yang kuat di Muhammadiyah sehingga mereka betul-betul menjadi pemilih cerdas dan tersistem,”tutupnya. ***

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut