get app
inews
Aa Text
Read Next : Kunjungi Gereja Otodoks Pertama di Indonesia, Ini Reaksi Respati Ardi

Kandangmenjangan, dari Markas Untung Suropati Melawan Belanda Hingga Markas Kopassus, Ini Sejarahnya

Sabtu, 05 November 2022 | 00:21 WIB
header img
Gerbang Utama Markas Komando Pasukan Khusus (Foto: Okezone)

SUKOHARJO, iNewskaranganyar.id - Grup 2 Kopassus atau Para Komando adalah satuan setingkat Brigade, yang merupakan bagian dari Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat. Didirikan pada tahun 1962. Grup ini bermarkas di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dilansir dari beragam sumber, awal mula wilayah Kandang Menjangan markas Kopassus hingga saat ini erat kaitannya dengan sejarah masa Kemerdekaan.

Dimana Kandangmenjangan menjadi salah satu pusat pergerakan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Lokasi yang menjadi Markas Kopassus Grup 2 di Kartasura ini berada di atas lahan seluas 250 hektare yang dulunya merupakan lahan yang diberikan Sunan Amangkurat III (1703-1705) dari Kerajaan Mataram (berpusat di Keraton Kartasura) kepada Bupati Pasuruan Untung Surapati.

Wilayah yang diberikan kepada Untung Surapati ini berada di sebelah barat Keraton Kartasura dan dikenal sebagai Kampung Babirong.

Kampung ini menjadi tempat bersembunyi dan berlatih perang bagi pengikut Untung Surapati yang berhasil menyerang pasukan VOC bersenjata lengkap di bawah Kapitan Francois Tack dan ratusan prajuritnya pada Februari 1686.

Ketika kekuasaan beralih kepada Pakubuwono I dan ibu kota Keraton Kasunanan berpindah lagi ke Surakarta, wilayah ini dijadikan pesanggrahan keraton lengkap dengan segara dan tempat untuk menjerat hewan sehingga dikenal dengan sebutan "grogolan" —grogol adalah perangkap hewan.

Sunan Amangkurat II hingga Sunan Pakubuwono II telah menggunakan kawasan Kandangmenjangan sebagai tempat rusa berbiak untuk diburu para bangsawan dalam kesempatan khusus.

Untuk mencegah rusa melarikan diri dari Kandang Menjangan, sekeliling kawasan tersebut dipagari balok kayu jati. Ribuan rusa berkembang biak dan pada waktu tertentu diadakan acara perburuan.

Lokasi ini sempat terlantar ketika ibu kota Mataram pindah ke Desa Sala (kini Kota Surakarta) pada 1744 menyusul hancurnya Keraton Surakarta sebagai dampak Perang Geger Pacinan melawan VOC pada 1740-1743.

Pada masa kekuasaan Sunan Pakubuwono IV (1788-1820), tepatnya pada 1811, diadakan pembenahan bekas lahan Keraton Kartasura. Hewan-hewan peliharaan dipindahkan kembali ke bekas lahan Keraton Kartasura termasuk kawanan rusa sehingga Kandang Menjangan hidup kembali.

Sama sekali tidak terbayang bahwa ada sebuah bangunan bersejarah yang cukup kuno di dalamnya, yaitu pesanggrahan milik Keraton Kasunanan Surakarta.

Sekarang, sebagian bangunan pesanggrahan itu masih berdiri utuh dan berada di bagian belakang Markas Grup 2 Kopassus. Bangunan tersebut hingga saat ini masih dipelihara dengan sangat baik. ***

​​​​

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut