KARANGANYAR, iNews.id - Stasiun Purwosari berdiri jalur utama jalan Slamet Riyadi Solo. Stasiun menjadi saksi sejarah perkembangan kota Solo.
Dilansir dari laman heritage.kai, Nederlandsch-Indische Maatschappij (NISM) membangun Stasiun Purwosari. Stasiun ini dibangun di atas lahan milik Pangeran Adipati Mangkunegoro.
Lokasi tersebut sebelumnya digunakan untuk tempat berlatih dan istal kuda Legiun Mangkunegaran. Pada tahun 1870-an Stasiun Purwosari mulai dibuka untuk umum.
Stasiun Purwosari saat itu menjadi stasiun kedua di Solo (setelah stasiun Balapan) yang dibuat oleh Nederlandsch-Indische Maatschappij (NISM) pada akhir abad ke-19.
Pada awal tahun 1900-an, Stasiun Purwosari mengalami renovasi, dengan gaya arsitektur Stasiun Purwosari serupa dengan Stasiun Ambarawa dan Stasiun Kedungjati yakni penggunaan konstruksi atap baja yang membentang menaungi dua bangunan utama stasiun dan emplasemen.
Stasiun Purwosari telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor : 646/1-R/1/2013 3 mei 2013 dan terdaftar di Registrasi Nasional Cagar Budaya dengan nomor RNCB.20160908.02.001259
Hingga saat ini Stasiun Purwosari masih aktif dan terawat. Dan masif berfungsi menjadi pusat keberangkatan dan kedatangan para penumpang kereta.
Editor : Ditya Arnanta