SEMARANG, iNews.id - Selama masih duduk berdekatan potensi terjadinya tindak kekerasan seksual sangat tinggi, termasuk diantaranya terjadi didalam moda transportasi.
Hal ini disampaikan oleh Ninik Jumoenita, sebagai perwakilan Pusat Pelayanan Terpadu Seruni Kota Semarang, meski belum terdeteksi seberapa tinggi angka tindak kekerasan seksual yang terjadi, menurutnya potensinya sangat rawan, salah satunya di moda transportasi kereta api.
“Potensi terjadinya tindak kekerasan sangat rawan, kita berharap mulai dari sekarang, edukasi terhadap apa yang disebut tindak kekerasan seksual, bagaimana pelaporannya, bisa ditingkatkan oleh pihak pengelola jasa transportasi. Stiker berisi edukasi perlu dipasang disetiap titik potensial penumpang melintas.” tegas Ninik disela – sela acara kampamue pencegahan pelecehan seksual di Stasiun Tawang, Rabu (29/06/2022).
Perwakilan Pusat Pelayanan Terpadu Seruni Kota Semarang (Foto:iNewskaranganyar.id/ Elizabeth Widowati)
Senada dengan hal ini, Deputy Executive Vice Presiddent Daop 4 Semarang, Setyo Rini mengatakan kampaye ini penting untuk mengajak masyarakat ketika menggunakan layanan transportasi tetap saling menghargai dan menghormati sesame pelanggan.
“Melalui kampanye serentak Cegah Tindak Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Transportasi Publik, kita mengajak masyarakat memnjadikan kereta api sebagai moda yang menyenangkan saat bepergian jarak pendek ataupun jarak jauh.” tambah Rini.
Selama periode 2021 hingga Juni 2022, Kereta Api Indonesia telah melakukan 25 kali kegiatan soliasi anti tindak kekerasan dan pelecehan seksual di stasiun berbagai kota, mulai dari Jakarta, Medan, Malang hingga Purwokerto.
“Bukan hanya penumpang, seluruh petugas kereta naik di stasiun maupun diatas kereta api juga harus ikut waspada jika terjadi tindak kekerasan dan pelecehan seksual.” tegas Rini
Editor : Ditya Arnanta