KARANGANYAR, iNews.id - Penodaan agama dengan menghina Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kembali terjadi dan memicu kemarahan negara-negara muslim, termasuk di Indonesia.
Selain mengolok-olok Al-Qur'an dengan menyamakan "bumi itu datar", Sharma juga menghina Nabi Muhammad dengan pernyataan yang melukai umat muslim. Ia melecehkan kehidupan pribadi Rasulullah SAW yang menikahi Sayyidah Aisyah saat masih beliau.
Hal itu dilakukan politisi India, Nupur Sharma dalam sebuah debat di stasiun televisi pekan lalu.
Di tengah hinaan dan cacian kepada Nabi Muhammad dan Al-Qur'an, ada pesan menarik disampaikan Ustaz Budi Ashari dalam satu kajiannya. Beliau menukil firman Allah yang isinya menghibur Nabi Muhammad dan orang-orang beriman.
Dai yang juga pakar sejarah Islam itu menyebutkan bahwa ayat ini adalah "hiburan orang beriman". Berikut penjelasan Ustaz Budi Ashari diunggah Channel Youtube "True Hijrah".
Pentingnya memahami 'izzah. Kalau kita lihat dalam Al-Qur'an, salah satu ayat yang berbicara tentang 'izzah yaitu Surat Yunus Ayat 65. Kemudian Surat Al-Munafiqun Ayat 8.
وَلَا يَحۡزُنۡكَ قَوۡلُهُمۡۘ اِنَّ الۡعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيۡعًا ؕ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ
Artinya: "Dan janganlah engkau (Muhammad) sedih oleh perkataan mereka. Sungguh, kekuasaan itu seluruhnya milik Allah. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS Yunus Ayat 65)
Surat Al-Munafiqun Ayat 8:
يَقُوۡلُوۡنَ لَٮِٕنۡ رَّجَعۡنَاۤ اِلَى الۡمَدِيۡنَةِ لَيُخۡرِجَنَّ الۡاَعَزُّ مِنۡهَا الۡاَذَلَّ ؕ
وَلِلّٰهِ الۡعِزَّةُ وَلِرَسُوۡلِهٖ وَلِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَلٰـكِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ لَا يَعۡلَمُوۡنَ
Artinya: "Mereka (orang-orang munafik) berkata, 'Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (kembali dari perang Bani Mustalik), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana." Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui." (QS. Al-Munafiqun: 8)
Pada ayat pertama Surat Yunus Ayat 65, Allah berfirman "Al-Izzah Lillah", sedangkan ayat pada Surat Al-Munafiqun tertulis "Lillaahil 'Izzah". Ayat pertama 'izzah dulu baru Lillaah, sedangkan ayat kedua, Lillaah dulu baru 'izzah. Allah menyatakan bahwa 'izzah itu milik Allah.
Pada ayat di atas, Allah menghibur Nabi Muhammad : "Jangan sedih wahai Muhammad". Pada ayat kedua (Al-Munafiqun ayat 8), Allah menjawab langsung sikap orang-orang munafik.
Mereka menganggap bahwa merekalah yang memiliki 'izzah. Padahal 'izzah itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.
Dalam tafsir Al-Qur'an dijelaskan bahwa 'Abdullah bin Ubay dan pengikut-pengikutnya merencanakan apabila kembali ke Madinah dari peperangan Bani Musthaliq, mereka akan mengusir orang-orang mukmin dari Madinah.
Mereka merasa dan menganggap bahwa merekalah yang kuat, perkasa, dan mulia (izzah), sedangkan orang-orang mukmin itu lemah dan hina. Mereka tidak menyadari bahwa kekuatan, keperkasaan, dan kemuliaan berada di tangan Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang mukmin yang telah dimuliakan-Nya. Izzah itu Milik Allah Semuanya Ustaz Budi Ashari berpesan, 'izzah kaum muslimin atau generasi muda mustahil bisa didapatkan kecuali dia dekat dengan Allah dan Rasul-Nya.
Dalam ayat pertama di atas, Allah berfirman: اِنَّ الۡعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيۡعًا ؕ "Innal 'izzaata Lillaahi Jami'aa".
Artinya, sesungguhnya 'izzah itu milik Allah semuanya, tidak ada yang tersisa. Kadang ada orang merasa 'izzahnya tinggi karena punya harta banyak, dia bisa membeli apa saja, bisa bayar siapa saja.
Ada orang merasa punya 'izzah tinggi karena punya kekuasaan. Dia bisa membuat aturan apa saja, bisa memerintah siapa saja, bisa menghukum siapa saja. Ada orang merasa punya 'izzah karena jabatan dan punya keturunan siapa. Semua 'izzah itu
adalah 'izzah yang bisa hilang. Al-Qur'an mengatakan, kalau kalian ingin dapat izzah itu semua ambillah dari Allah Ta'ala. Jangan ambil dari mereka yang 'izzahnya bisa hilang sekejap.
Coba lihat Namrud dan Fir'aun yang mengaku tuhan, kekuasaannya hilang seketika. Demikian Ustaz Budi Ashari menyampaikan bahwa kemuliaan itu hanya milik Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman.
Allah menghibur Nabi Muhammad lewat ayat di atas agar tidak bersedih dengan sikap dan perkataan orang-orang kafir dan kaum munafik.
Berita ini sebelumnya telah tayang di Sindonews.com dengan judul " Menghina Nabi Muhammad? Simak Pesan Ustaz Budi Ashari Berikut"
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait