Ingin Diberi Kemudahan oleh Allah SWT, Baca Ayat Seribu Dinar

Kastolani

JAKARTA, iNews.id - Bagi orang yang ingin dibukakan pintu rezeki dianjurkan membaca dua ayat di awal Surat Ath Thalaq tersebut.

Ayat Seribu Dinar mungkin banyak yang belum mengetahui manfaat maupun tujuan membaca ayat tersebut.

Pengertian Ayat Seribu Dinar 

Dinamakan ayat Seribu Dinar karena khasiat ayatnya  yang  jika  dibaca rutin  akan  memudahkan  seseorang  dalam  mencari rezeki. Ayat Seribu Dinar tersebut adalah bagian akhir ayat 2 dan seluruh ayat 3 dalam  surat Ath-Thalaq (Q.S At-Thalaq [65]: 2-3). 

Berikut ayat seribu dinar Surat Ath Thalaq ayat 2-3:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ  وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرً

Artinya: Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (QS. At Thalaq: 2-3).

Mengutip jurnal.radenfatah.ac.id, mufassir Quraish  Shihab  menginterpretasikan ayat tersebut bahwa di sisi lain, rezeki tidak hanya dalam bentuk materi. Kepuasan hati adalah kekayaan yang tidak pernah habis. Ada juga rezeki-Nya  yang  bersifat  pasif.  

Menurut Quraish  Shihab, kata rezeki tidak  selalu  bersifat material, tetapi juga bersifat spiritual. Kalau ayat Al-Qur’an tersebut menjanjikan rezeki   dan   kecukupan   bagi   yang   bertakwa,   maka   melalui   Rasulullah  SAW mengancam siapa yang durhaka dengan kesempitan rezeki, Quraish Shihab yakni merujuk  pada  hadis  riwayat  Ibn  Majah,  Ibn  Hibban  dan  Al-Hakim  melalui Tsauban ra : 

“Tidak  ada  yang  menampik  takdir  kecuali do’a,tidak  ada  yang menambah  umurkecuali  kebajikan  yang  luas,  dan  sesungguhnya  seseorang dihindarkan  dari  rezeki akibat  dosa  yang  dilakukannya”(M.  Quraish  Shihab, 2002: 297).

Waktu membaca Ayat Seribu Dinar Waktu membaca Ayat Seribu Dinar bisa dilakukan tiap saat, namun ada beberapa waktu utama membaca ayat tersebut di antaranya:

1. Setelah Sholat Wajib

Waktu utama membaca Ayat Seribu Dinar sebagaimana waktu mustajab untuk berdoa yakni setelah melaksanakan sholat wajib atau fardhu. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis mengenai waktu mustajab berdoa. 

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ 

2. Sepertiga Malam atau setelah sholat tahajud

Waktu mustajab untuk berdoa termasuk membaca Surat Seribu Dinar lainnya yakni di sepertiga atau pertengahan malam. Di kala banyak orang terlelap, lalu bangun dan mendirikan sholat malam atau tahajud dan berdoa maka insyaallah akan diijabah termasuk membaca Ayat Seribu Dinar agar dibukakan pintu rezeki, sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut:

  عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ 

Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa`alaihi wa sallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar? Beliau berkata: "Doa di tengah malam terakhir, serta setelah shalat-shalat wajib." (HR. Tirmidzi) [No. 3499 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh] Hasan.

3. Setelah Asar di hari Jumat

Waktu membaca Ayat Seribu Dinar berikutnya yakni setelah Asar di hari Jumat.

Rasulullah SAW bersabda: 

نَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ  

4. Saat Sahur

Waktu membaca Ayat Seribu Dinar berikutnya yakni saat sahur. Saat sahur termasuk salah satu dari 7 waktu mustajab terkabulnya doa. Sahur juga merupakan waktu yang tepat untuk memanjatkan doa.

Jadi, berdoalah sebelum menyantap makan sahur, Insya Allah doa kita akan dikabulkan oleh Allah, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Bukhari dan Muslim:  
“Rabb kita turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tujuan Membaca Ayat Seribu Dinar 

1. Allah Akan Memberikan Rezeki Tak Disangka-sangka 

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam semua apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan semua apa yang dilarang baginya, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari urusannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.

Yakni dari arah yang tidak terdetik dalam hatinya. Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad disebutkan bahwa dari Abu Dzar mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

"يَا أَبَا ذَرٍّ، لَوْ أَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ أَخَذُوا بِهَا كَفَتْهُمْ". وَقَالَ: فَجَعَلَ يَتْلُوهَا ويُرددها عَلَيَّ حَتَّى نَعَست، "

Hai Abu Zar, seandainya semua manusia mengamalkan ayat ini yakni Surat At Thalaq ayat 2-3, niscaya mereka akan diberi kecukupan. Abu Zar melanjutkan, bahwa lalu Rasulullah Saw. membaca ayat ini berulang-ulang kepadanya hingga ia merasa mengantuk.

"مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مَنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمَنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ"

Artinya: Barang siapa yang memperbanyak bacaan istigfar, maka Allah akan mengadakan baginya dari setiap kesusahan pemecahannya dan dari setiap kesempitan jalan keluar dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.

2. Dihilangkan Kesusahan 

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (Ath-Thalaq: 2) 

Bahwa Allah akan menyelamatkannya dari setiap kesusahan di dunia dan akhirat. dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Ath-Thalaq: 3) Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Abu Hatim mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَين قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنِ انْقَطَعَ إِلَى اللَّهِ كَفَاهُ اللَّهُ كُلَّ مَئُونة، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ، وَمَنِ انْقَطَعَ إِلَى الدُّنْيَا وكَلَه إِلَيْهَا"

Dari Imran ibnul Husain yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang menghabiskan seluruh waktunya untuk Allah, maka Allah akan memberinya kecukupan dari semua biaya dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.

Dan barang siapa yang menghabiskan seluruh waktunya untuk dunia, maka Allah menjadikan dunia menguasai dirinya. 

3. Perintah Berusaha Baru Tawakal kepada Allah

Bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, tidak saja diberi dan dimudahkan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya, tetapi juga diberi rezeki oleh Allah dari arah yang tidak disangka-sangka, yang belum pernah terlintas dalam pikirannya.

Selanjutnya Allah menyerukan agar mereka bertawakal kepada-Nya, karena Allah-lah yang mencukupkan keperluannya mensukseskan urusannya. Bertawakal kepada Allah artinya berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya keberhasilan usaha. 

Diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ -هُوَ ابْنُ مَسْعُودٍ-قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ نَزَلَ بِهِ حَاجَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ كَانَ قَمِنًا أَنْ لَا تُسَهَّل حَاجَتُهُ، وَمَنْ أَنْزَلَهَا بِاللَّهِ أَتَاهُ اللَّهُ بِرِزْقٍ عَاجِلٍ، أَوْ بِمَوْتٍ آجِلٍ".

Dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Barang siapa yang mempunyai suatu keperluan, lalu ia menyerahkannya kepada manusia, maka dapat dipastikan bahwa keperluannya itu tidak dimudahkan baginya.

Dan barang siapa yang menyerahkan keperluannya kepada Allah Swt., maka Allah akan mendatangkan kepadanya rezeki yang segera atau memberinya kematian yang ditangguhkan (usia yang diperpanjang).

Setelah ia berusaha dan memantapkan satu ikhtiar, barulah ia bertawakal. Bukanlah tawakal namanya apabila seorang menyerahkan keadaannya kepada Allah tanpa usaha dan ikhtiar.

Berusaha dan berikhtiar dahulu baru bertawakal menyerahkan diri kepada Allah.  Demikian penjelasan mengenai Ayat Seribu Dinar: Pengertian, Waktu, Tujuan Membaca.

Wallahu A'lam

Editor : Ditya Arnanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network