KARANGANYAR, iNews.id - Hari akhir jaman atau Kiamat pasti tiba. Namun sebelum datangnya hari Kiamat rentetan peristiwa akan mengiringinya.
Hingga nantinya, Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil meniup Sangkakala sebagai pertanda kehidupan dunia berakhir.
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebut Sangkakala dengan as-Shuur (الصُّورُ). Di antaranya, tiupan pertama akan mematikan seluruh makhluk di langit dan bumi. Kemudian disusul tiupan kedua membangkitkan manusia dari kuburnya masing-masing.
Ngerinya tiupan Sangkakala ini dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an
وَيَوۡمَ يُنۡفَخُ فِىۡ الصُّوۡرِ فَفَزِعَ مَنۡ فِىۡ السَّمٰوٰتِ وَمَنۡ فِى الۡاَرۡضِ اِلَّا مَنۡ شَآءَ اللّٰهُؕ وَكُلٌّ اَتَوۡهُ دٰخِرِيۡنَ
Artinya: "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri." (QS. An-Naml Ayat 87)
Dalam satu Hadis dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhu diceritakan:
قَالَ أَعْرَابِيٌّ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الصُّورُ؟ قَالَ: قَرْنٌ يُنْفَخُ فِيهِ
"Ada orang arab Badui bertanya, "Ya Rasulullah, apa itu as-Shuur (Sangkakala)?" Rasulullah menjawab: "Tanduk yang akan ditiup." (HR Ahmad 6507, Abu Dawud 4744)
Penjelasan Al-Qur'an
Pada ayat di atas, Allah menggambarkan peristiwa Kiamat secara khusus yaitu peniupan Sangkakala oleh Malaikat Israfil. Dalam Tafsir Kemenag, Allah mengingatkan manusia tentang persitiwa besar di Hari Kiamat. Yaitu hari ketika Sangkakala ditiup Malaikat Israfil atas izin Allah, maka terkejutlah semua yang ada di langit dan di bumi karena dahsyatnya suara Sangkakala tersebut.
Semua yang ada di langit dan bumi terkejut, kecuali Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, dan orang-orang beriman yang dimuliakan Allah. Tiupan Sangkakala itu terjadi dua kali, tiupan pertama yang diberi nama "Nafkhah as-Sa'q" menyebabkan matinya semua makhluk selain mereka yang dikecualikan.
Kemudian tiupan kedua, semuanya akan dibangkitkan dari kubur mereka masing-masing, sebagaimana firman-Nya: "Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah)." (QS az-Zumar: Ayat 68)
Apa yang Terjadi Ketika Sangkakala Ditiup?
Al-Qur'an telah menjelaskan secara ricini bahwa Sangkakala ditiup sebanyak dua kali. Pendapat inilah yang dijadikan Dalil oleh para ulama karena dianggap paling shahih. Namun, ada pendapat lain mengatakan bahwa Sangkakala ditiup Malaikat Israfil dalam tiga kali tiupan.
1. Nafkhatul Faza' (Tiupan Mengagetkan dan Menghancurkan) Tiupan pertama ini akan menggemparkan seluruh makhluk hidup. Allah memerintahkan Israfil memperpanjang tiupan itu tanpa berhenti. Maka gunung-gunung akan bergerak seperti awan, lalu luluh-lantak. Bumi berguncang hebat, penghuninya bagaikan anai-anai yang beterbangan, planet akan saling bertabrakan. Semua ciptaan-Nya di alam semesta hancur lebur.
2. Nafkhatus Sha'q (Tiupan Mematikan) Malaikat terakhir yang dimatikan oleh Allah ialah 'Izrail sang Malaikat Maut. Sejak itu tak ada lagi yang hidup, kecuali Allah yang Maha Perkasa, Dialah yang Maha Awal dan Maha Akhir.
3. Nafkhatul Ba'ats (Tiupan Kebangkitan) Miliaran manusia sejak Adam hingga manusia yang hidup terakhir kali akan dibangkitkan untuk diadili di pengadilan Allah (Hari Hisab).
Tak ada naungan dan perlindungan selain Allah pada hari itu. Menurut riwayat, lama waktu menunggu itu sekitar 50.000 tahun Akhirat. Jarak antara tiupan pertama dan selanjutnya dikatakan sejarak empat puluh (tidak dijelaskan lebih rinci apakah hari, bulan atau tahun). Hanya Allah yang mengetahuinya.
Menurut jumhur ulama, peniupan Sangkakala sebanyak dua kali dinilai lebih shahih daripada tiupan tiga kali karena riwayat hadisnya dhaif (lemah). Seperti dikatakan Imam Al-Qurthubi berikut:
والصحيح أن النفخ في الصور أنهما نفختان لا ثلاث، وأن نفخة الفزع إنما تكون راجعة إلى نفخة الصعق لأن الأمرين لا زمان لهما أي فزعوا فزعا فماتوا منه
Artinya: "Yang benar, tiupan sangkakala terjadi dua kali, bukan tiga kali. Dan tiupan Al-Faza' (kaget) diikuti dengan as-Sha'aq (kematian). Karena kedua tiupan itu tidak ada waktu jedanya. Artinya, mereka kaget langsung mati." (Tafsir al-Qurthubi, 13/240)
Terlepas adanya khilaf di antara ulama terkait tiupan Sangkakala ini, kengerian Hari Kiamat patut kita jadikan hikmah agar menyiapkan bekal Akhirat. Hari ini kita sudah melihat sendiri banyaknya tanda-tanda Kiamat kecil. Seperti dicabutnya ilmu, wafatnya para ulama, dominannya kebodohan, minum khamr dan kehancuran nilai-nilai moral, perzinahan dianggap biasa, berlomba-lomba membangun gedung pencakar langit, dan lainnya.
Tanda Kiamat kecil ini merupakan peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Ketika Kiamat besar terjadi ditandai dengan peniupan Sangkakala, maka tertutuplah pintu taubat. Semoga Allah berkenan memberi kita taufik untuk beramal saleh.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait