KARANGANYAR, iNewskaranganyar. id - Di tengah riuhnya politik nasional, nama Soeharto kembali mencuat.
Bukan dalam konteks sejarah masa lalu, melainkan dalam perdebatan sengit tentang gelar pahlawan nasional.
Usulan yang telah lama bergulir ini kembali memasuki babak baru, memicu polarisasi opini publik yang tajam.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar, dengan lantang, menyatakan dukungan penuh. Bagi mereka, Soeharto adalah sosok sentral pembangunan, seorang pemimpin yang telah membawa Indonesia menuju swasembada pangan dan stabilitas nasional.
"Jika Soeharto mendapat gelar pahlawan, tentu kami bangga," ujar Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Eliana, seolah menegaskan sentimen yang berkembang di wilayahnya.
Namun, di balik dukungan tersebut, bayang-bayang kontroversi tak pernah pudar. Aktivis HAM dan kelompok masyarakat sipil kembali menyuarakan penolakan keras.
Bagi mereka, Soeharto adalah simbol rezim otoriter, diwarnai pelanggaran HAM berat dan praktik KKN yang merajalela.
"Bagaimana mungkin seorang pelanggar HAM diangkat menjadi pahlawan?" seru seorang aktivis, menyuarakan kemarahan yang terpendam.
Kilasan Sejarah: Jasa dan Dosa
Rekam jejak Soeharto memang kompleks. Di satu sisi, ia diakui atas peran pentingnya dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, pembebasan Irian Barat, dan penumpasan G30S/PKI.
Di sisi lain, ia dituding bertanggung jawab atas tragedi 1965, penembakan misterius (petrus), dan berbagai pelanggaran HAM lainnya.
"Soeharto adalah sosok yang kontradiktif," ujar seorang pengamat politik.
"Ia memiliki jasa besar bagi bangsa, tetapi juga dosa yang tak termaafkan."
Proses Pengusulan: Jalan Panjang Berliku
Pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto bukanlah hal baru.
Sejak 2010, upaya ini terus dilakukan, namun selalu terbentur pada penolakan dari berbagai pihak. Kini, di bawah pemerintahan baru, harapan kembali muncul.
Kementerian Sosial, sebagai pihak yang berwenang, menyatakan bahwa proses pengusulan masih dalam tahap evaluasi. Tim Peneliti, Pengkaji, Gelar Pahlawan (TP2GP) akan meneliti secara seksama rekam jejak Soeharto, menimbang jasa dan dosanya, sebelum memberikan rekomendasi kepada Presiden.
Keputusan Akhir: Ujian Sejarah Bangsa
Keputusan akhir berada di tangan Presiden. Di pundaknya, beban sejarah bangsa dipertaruhkan. Apakah Soeharto layak mendapat gelar pahlawan, ataukah ia akan tetap menjadi kontroversi abadi dalam lembaran sejarah Indonesia?
Pemberian gelar pahlawan nasional bukanlah sekadar simbol. Ini adalah pengakuan atas nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh bangsa.
Dalam kasus Soeharto, keputusan ini akan menjadi ujian bagi bangsa Indonesia dalam menyikapi sejarahnya yang kompleks dan penuh luka.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait