KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Muhammad Zinedine Alam Ganjar, Putra sulung dari Calon Presiden (Capres) nomer urut 3, Ganjar Prabowo, blusukan ke Karanganyar. Di kampung kelahiran ayahnya ini, remaja yang akrab disapa Alam ini untuk mendengarkan sekaligus menyerap aspirasi generasi milenial atau Gen Z.
Kedatangan Alam, disambut meriah kalangan remaja yang memadati Unknown Caffee, Dagen, Karanganyar, Kamis (28/12/2023). Mereka saling berebut ingin berswafoto dan salaman dengan Alam.
Alam Ganjar hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara Ruang Temu Alam: Gen Z Bicara Gagasan Dan Kreatifitas, yang digagas Karanganyar Moeda.
Acara itu sendiri berjalan sangat menarik. Para remaja yang berasal dari kalangan muda dan mahasiswa dari bebeberapa universitas di Soloraya ini saling berebut ingin mengajukan pertanyaan pada Alam.
Saat ditemui iNewskaranganyar.id, dia mengatakan banyak topik yang dibahas terkait mengembangkan kreatifitas Generasi Z di era saat ini.
Alam pun mendorong agar para generasi Z mampu memunculkan inisiatif juga ide gagasan yang tinggi. Hal itu terbukti berhasil jika dijalankan dengan benar.
"Misalnya saja banyak ditemukan tempat-tempat asyik di Solo misalnya justru berasal dari inisiatif kalangan muda," papar Alam kepada sejumlah wartawan.
Ia mengatakan peran generasi Z tak hanya pada memunculkan gagasan maupun kreasi, melainkan juga turut aktif dan berpartisipasi di masa Pemilu ini. Menurutnya, masyarakat yang tergabung dalam Generasi Z menjadi tulang punggung utama karena sebagai penentu masa depan Bangsa Indonesia selama 5 tahun kedepan.
"Kalau itu berpatisipasi, anak-anak Gen Z menjadi tulang punggung utama di Pemilu, harus gotong royong, bareng-bareng turut berpartisipasi menentukan masa depan kita semua secara rasional dan objektif," ungkap dia.
Sementara itu Disa Ageng Aliven dari Karanganyar Moeda membenarkan apa yang disampaikan Alam. Bahwa banyak anak muda punya gagasan besar, punya ide besar. Dan mereka perlu ruang untuk mengimplementasikannya.
"Namun jika tidak diaplikasikan pada sesuatu yang konkrit ya sayang. Kita butuh masukan yang positif yang nantinya bisa dikelola dengan baik sehinga menghasilkan sesuatu yang konkrit," ucap Disa.
Sehingga pemuda itu perlu memiliki komunitas. Karena akan banyak masukan dari mereka yang ada dalam komunitas tersebut.
"Dengan adanya kemajemukan berpikir nanti bisa memunculkan ide-ide baru yang bisa diaplikasikan pada sesuatu hal yang baik," lanjut Disa.
Disa juga sampaikan Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi termasuk tantangan menuju Indonesia Emas 2045. Bahwa bonus geografi diimbangi dengan pendidikan yang berkualitas, produktifitas tinggi juga kemandirian dari kaum milenial atau gen Z.
"Karena bonus demografi ini menentukan pertumbuhan ekonomi nasional," pungkasnya. ***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait