BANDUNG, iNewskaranganyar.id - Gunung Malabar sebuah gunung api yang puncaknya terdapat berada di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini menyimpan sebuah misteri yang belum terungkap.
Kompleks Pegunungan Malabar merupakan rangkaian beberapa gunung, yaitu gunung Puntang dengan Puncak Mega-nya (2.222 m dpal), Gunung Haruman (2.141 m dpal) dan Gunung Malabar sendiri dengan puncaknya disebut dengan Puncak Besar 2,343 meter di atas permukaan laut.
Dikutip dari Wikipedia, nama Malabar sudah dikenal dan diabadikan dalam nama kerajaan, yaitu Kerajaan Malabar (abad IV-V M).
Kerajaan ini merupakan satu di antara 46 kerajaan wilayah di bawah Kerajaan Tarumanagara, seperti yang tercantum dalam pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara, yang merupakan prosiding seminar yang dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta dari Keraton Cirebon tahun 1677 M.
Di mana lokasi bekas kerajaan Malabar itu? Hingga kini tak ada keterangan atau jejak sejarah tentang Kerajaan ini. Seakan-akan Kerajaan ini hilang ditelan bumi.
Nama Malabar sudah sangat terkenal pada saat itu, boleh jadi di puncak-puncaknya ada tempat-tempat yang disucikan sehingga seorang Bujangga Manik, rahib Kerajaan Sunda pada abad ke-15 sudah sangat mengenali gunung ini.
Bujangga Manik menulis gunung ini dengan sebutan Bukit Malabar, seperti yang ditulisnya dalam perjalanan sucinya mengelilingi Pulau Jawa dan Pulau Bali.
Arti kata Malabar yang sangat termasyhur melewati rentangan zaman. Kata malabar sesungguhnya tidak biasa terdengar dalam ucapan bahasa Sunda sehingga orang selalu menghubungkan kata ini dengan nama tempat yang ada di India.
Jonathan Rigg (1862) berpendapat lain. Bisa jadi malabar berasal dari kata labar-lébér atau lébér-labar, yang berarti meluber, melebar ke semua arah. Penambahan awalan ma, yang sekarang menjadi tidak produktif dipergunakan dalam bahasa Sunda, namun dalam bahasa Sunda lama hal itu sudah biasa sehingga menjadi kata yang menggambarkan keadaan atau peristiwa yang terjadi, dan menjadi enak diucapkan. Seperti kata lébér menjadi malébér, labar menjadi malabar, rieus – marieus, seuseup – manyeusep, dan lain-lain.
Tampaknya, penamaan itu erat kaitannya dengan geomorfologi, bentuk muka bumi gunung ini yang besar, yang lereng-lerengnya meluber, melebar ke semua arah. Letusannya pada masa prasejarah, laharnya meluber mengisi lembah-lembah hingga jauh ke utara mengisi bagian tengah dari Cekungan Bandung. Pastilah saat letusan dahsyat terakhir itu pun, manusia Bandung belum menghuni tempat ini.
Gunung Malabara berada pada garis lintang 7.13°S-7°8`0″S dan garis bujur 107.65°E-107°39`0″E.[butuh rujukan] Ketinggiannya adalah 2.3219 meter di atas permukaan laut.[1] Gunung Malabar tidak digolongkan ke dalam gunung api aktif karena gunung ini tidak diketahui letusannya dan sudah lama padam, atau sedang beristirahat menghimpun kembali energinya untuk kembali meledak?
Bila dilihat dari Kota Bandung, lereng-lerengnya sudah teriris-iris oleh kekuatan air. Dalam jangka waktu yang panjang, kekuatan air itu telah mengerosi lereng membentuk lembah-lembah yang dalam dan lebar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa umur Gunung Malabar sudah tergolong tua.
Selang beberapa ratus ribu tahun kemudian, terjadi patahan yang memanjang lebih dari 25 km arah barat – timur, dengan bagian selatannya yang turun.
Pada Plistosen tengah, gunung ini aktif kembali dengan dahsyatnya, material letusannya mengisi lembah patahan, terdiri dari tuf dan breksi yang mengandung sedikit batu apung dan lava dengan ketebalan antara 100 – 1.000 meter lebih dengan radius 10 km.
Untuk mengetahui kronologi dan besaran letusan Gunung Malabar secara terperinci dan akurat memang perlu penelitian khusus. Tampaknya harus ada penelitian untuk disertasi yang mengambil judul ini sehingga akan diketahui sejarah gunung ini dengan baik, seperti yang pernah dilakukan Mochamad Nugraha Kartadinata (2005) untuk kronologi letusan Gunung Sunda.Gunung Malabar adalah sumber inspirasi dari nama Kereta Api Malabar untuk mengangkut penumpang yang bertujuan untuk wisata ke Bandung maupun luar kota.
Mitos
Dua orang pendaki menghilang saat melakukan aktivitas pendakian di Gunung Malabar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.Kkeduanya memulai pendakian dari jalur Desa Mekarjaya, Kecamatan Arjasari. Rencananya pendakian itu dilakukan dengan pergi dan pulang di hari yang sama.
Sesampainya di puncak, kedua orang itu diketahui bertemu dengan satu rombongan yang berjumlah enam orang. Mereka lantas berkemah bersama dengan rombongan tersebut. ***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait