Misteri Jalur Pendakian Candi Cetho, Di Percaya Sebagai Pintu Masuk Dunia Gaib

Bramantyo
Candi Cetho yang ada di lereng Gunung Lawu ini diyakini sebagai pintu gerbang menuju alam gaib (Foto: tangkapan layar instagram)

KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Indahnya hutan di kawasan gunung Lawu kini mulai menghilang. Pesonanya memudar di hantam badai api kebakaran hutan yang terjadi sampai melahap 100 hektar. Informasi terakhir, kebakaran hutan lahan di Gunung Lawu hingga saat ini belum bisa dipadamkan.

Dibalik musibah kebakaran yang saat ini terjadi di Gunung Lawu, gunung yang semula bernama Wukir Mahendra ini menyimpan sejuta misteri. Termasuk jalur pendakian ke puncak gunung yang memisahkan dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur ini.

Selain pintu masuk pendakian Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang, pintu masuk pendakian jalur Candi Cetho ini merupakan jalur utama. Diibaratkan sebuah rumah, jalur Candi Cetho ini bagian muka atau bagian utama dari bangunan rumah.

Jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho merupakan jalur pendakian terberat. Berbeda dengan Cemoro Kandang yang kerap manjadi tujuan dari para pendaki. Jalur Cemoro Kandang medannya tidak terlalu berat dan banyak rambu penunjuk arah dengan jarak tempuh yang lebih cepat sekitar 8-9 jam untuk kondisi normal (bagi yang terbiasa naik gunung). Namun bagi para pemula jarak tempuhnya lebih dari itu.

Sedangkan pendaki yang melalui jalur Candi Cetho kebanyakan adalah pendaki spiritual (pendaki yang melakukan ritual/ bertapa) biasanya sering melewati jalur Cetho.

Joko Sunarto atau Polet menjelaskan, kebanyakan pendaki spiritual memang mengambil rute candi Cetho. Karena masyarakat Jawa meyakini bahwa pintu masuk gunung Lawu arah depannya adalah dari atas candi Cetho.

"Ibaratnya sebuah rumah, pintu masuk utama (ruang tamunya) ada di Cetho. Sedangkan Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang adalah pintu belakang dan pintu sampingnya," jelasnya ketika di temui Okezone di kediamannya di Ngargoyoso, Karanganyar.

Pendaki spiritual  lebih menyukai melewati jalur tersebut meski jarak tempuhnya lebih lama di bandingkan pintu masuk lainnya. Sedangkan pendaki biasa jarang melewati jalur tersebut karena kurangnya rambu penunjuk jalan dan jarak tempuh yang lebih panjang. 

Suradi salah satu warga desa di sekitar candi Cetho juga menyebutkan jika ingin naik melewati jalur ini (cetho) akan melewati  melewati berbagai lokasi yang masih di sakralkan. Diantarannya Candi Cetho, juga  Candi Kethek yang berada dia atasnya.

Nantinya pendaki akan memasuki wilayah yang di yakini masyarakat setempat sebagai pintu masuk kerajaan makhluk gaib yang diwujudkan dalam 2 batang bohon cemara besar yang berdampingan layaknya pintu gerbang,   

"Nanti setelah melewati pos empat akan melewati  2 pohon cemara yang cukup besar yang dikenal dengan Cemoro Kembar. Konon di situlah letak pintu masuknya. Terlebih lagi lokasinya dekat denga pasar setan, yang ada di lereng Lawu," jelasnya lebih lanjut.

Namun sayangnya untuk sementara waktu masyarakat di larang naik ke puncak Lawu. Pasalnya kondisi di puncak tidak bisa dipredikasi. Api bisa saja muncul secara tiba-tiba secara misterius. Sama halnya dengan gunung Lawu yang selalu di selimuti kabut misteri di setiap sudutnya. *** 

Editor : Ditya Arnanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network