KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Kepemimpinan Ketua Umum Askab PSSI Karanganyar Prihanto terus mendapat banyak respons positif dari masyarakat. Kehadiran Prihanto berhasil membangkitkan semangat optimisme kemajuan sepak bola di karanganyar. Meskipun masih ada nada-nada sumbang tentang persepakbolaan di Karanganyar.
Tiga tahun Prihanto secara aklamasi terpilih menjadi Nahkoda Askab PSSI karanganyar. Prihanto terpilih menjadi Ketua Askab PSSI Karanganyar, menggantikan Ketua Askab PSSI sebelumnya Hari Dua Malam, pada 18 Juli 202. Selanjutnya selama lima tahun, sejak 2020 hingga 2025, Pria yang dikenal murah senyum ini bakal memimpin Askab PSSI hingga 2025.
Di masa kepemimpinan, apa saja yang telah dilakukan Prihanto dalam menata organisasi olahraga terbesar dan yang harus diselesaikannya?
Wakil Ketua DPRD Karanganyar yang juga Ketua panpel kongres Askab PSSI Karanganyar saat itu Tony Hatmoko mengatakan secara pribadi dirinya melihat Prihanto telah menepati janji langsung tancap gas menata organisasi sepakbola begitu terpilih menjadi Ketua Umum Askab PSSI.
Dimana, secara Administrasi keorganisasian, Prihanto berhasil melakukan pendataan secara administratif klub. Diakui Toni, sebelumnya tidak ada namannya pendataan administratif klub sepakbola di Karanganyar.
"Secara administrasi keorganisasian, dahulu itukan tidak ada yang namannya administratif terdata komplit anggota klub. Tapi dibawah kepemimpinan Prihanto, saya akui, semua klub terdata komplit. Mulai dimana alamat klub tersebut, berapa jumlah pemain dan terus nama lapangan untuk berlatih, semuannya terdata sebagai bank data pembinaan di Karanganyar,"papar Toni yang juga pemilik klub sepakbola sindungriwut saat berbincang dengan iNewskaranganyar.id, belum lama ini.
Selain administratif muali tertata, roda kompetisi sepakbola itupun mulai berjalan dengan baik. Dimana, trobosan berani dari Prihanto menggelar Kompetisi Internal Klub Sepakbola, membuat para klub di Karanganyar bersemangat untuk berkompetisi menjadi yang terbaik di Kabupaten yang terletak di lereng Gunung Lawu.
"Askab dibawah kepemimpinan Prihanto ini secara organisasi telah berhasil memutar sebuah kompetisi itu agar berjalan. Dan ini membuat klub di Karanganyar merasa terpacu untuk berkompetisi,"terangnya.
Meskipun sisi positif Askab PSSI Karanganyar dibawah kepemimpinan Prihanto telah berjalan, namun sebagai saksi hidup perhelatan pemilihan Ketua Askab PSSI, dirinya masih melihat ada sisi kekurangan dari kepemimpinan Prihanto. Dimana, secara organisasi, masih ada bidang-bidang di Askab ini yang tumpul dan hanya titip nama dalam bagan ke organisasian.
"Saya hanya mensoroti apa itu oranisasi. Dalam organisasi itu terdapat banyak bidang-bidang. Dan belum dioptimalkan sesuai bidangnya. Jadi masih bertumpu pada satu dua orang dan organisasi itu butuh ekstisensi dari semua pengurus yang sudah terlibat dan berkenan duduk dipengurusan seharusnya mendapatkan porsi yang sama,"papar Toni.
Tak hanya itu, Toni pun melihat regenarsi wasit di Karanganyar yang masih kurang. Padahal di Karanganyar wasit muda banyak bermunculan. Namun, porsi wasit muda didalam pesepakbolaan masih kurang.
"Saya melihat wasit muda itu banyak sudah saatnya regenerasi itu berjalan prestasi sepakbola secara keseluruhan,"terangnya.
Dan yang paling utama, Toni meminta jangan hanya kompetisi sepakbola antar klub saja yang digelar. Namun, Toni meminta agar Askab PSSI juga ikut memutar kompetisi tingkat SSB di Karanganyar.
"Kompetisi SSB itu juga harus diperhatikan. Saya baru melihat kompetisi itu yang melaksanakan pihak luar, misalnya DPRD Cup. Jadi Kompetisi tingkat SSB sangat diperlukan agar ada pembinaan dan regenrasi pemain sepakbola,"terangnya.
Lain halnya dengan mantan pendiri Pasopati. Suprapto yang juga anggota DPRD Karanganyar secara blak-blakan mengaku tidak tahu siapa Ketua Askab PSSI Karanganyar. Bahkan pria yang akrab disapa Prapto Koting ini mengaku tidak pernah mengikuti perkembangan pesepakbolaan di Karanganyar.
"Jujur, saya tidak tahu Ketua Askab PSSI Karanganyar itu siapa. Soalnya, saya tidak pernah mengikuti perkembangan sepakbola di Karanganyar. Males, tidak pernah berkembang, soalnya tidak pernah serius pembinaannya,"terangnya.
Liga 3 Zona Jawa Tengah
Sementara itu Owner Klub Jawara FC Dagen, Jaten, Karanganyar, Gepeng menilai sosok Prihanto bisa diibaratkan gardu pembangkit listrik di dunia pesepakbolaan di Karanganyar. Bagaimana tidak dimasa kepemimpinan Prihanto, Persika Karanganyar kembali masuk kedalam kompetisi Liga 3 PSSI zona Jawa Tengah. Tak hanya sekedar masuk, Prihanto pun mampu membawa Persika melaju ke babak 10 besar Liga 3 zona Jawa Tengah.
"Bukan menyanjung, tapi ini fakta. Prihanto itu bagaikan penyemangat sepakbola di Karanganyar. Begitu terpilih pada tahun 2020, Prihanto langsung membuat gebrakan membawa Persika Karanganyar menembus babak 10 besar Liga 3 Zona Jawa Tengah,"papar Gepeng.
Ia mengatakan kemunculan Persika setelah tidur panjang sempat membuat gempar Liga 3 Zona Jawa Tengah. Apalagi, saat itu Persika berada di grup neraka diantaranya PPSM Magelang, Persak Kebumen, Persibas Banyumas, PSIW Wonosobo dan ISP Purworejo.
"Namun dengan meski minim pendanaan, Persika mampu berbicara banyak di Liga 3,"terangnya
Gepeng berharap, Prihanto tak pernah lelah dalam membina pesepakbolaan di Karanganyar. Ia memiliki mimpi, Persika termasuk salah satu klub yang disegani di Jawa Tengah***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait