JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Rujak adalah salah satu hidangan tertua dan makanan Jawa kuno yang diidentifikasi secara historis paling awal.
Disebut rurujak dalam prasasti Taji Jawa kuno (901 M) dari zaman Kerajaan Mataram di Jawa Tengah.
Orang Jawa di Indonesia telah memasukkan rujak ke dalam upacara pranatal mereka yang disebut Naloni Mitoni.
Dalam budaya Jawa, rujak merupakan bagian penting dari upacara pralahir tradisional yang disebut Naloni Mitoni atau tujuh bulanan, dan dimaksudkan untuk mendoakan calon ibu agar persalinannya lancar, lancar dan sukses.
Rujak buah khusus dibuat untuk acara ini, dan kemudian disajikan kepada calon ibu dan tamunya, terutama teman wanitanya.
Resep rujak untuk upacara ini mirip dengan rujak buah khas Indonesia, hanya saja buahnya diparut kasar, bukan diiris tipis, dan jeruk bali sebagai bahan utamanya.
Dipercaya bahwa jika rujak secara keseluruhan rasanya manis, bayi yang dikandungnya perempuan, dan jika pedas, bayi yang dikandungnya laki-laki.
Selain itu ada keyakinan masyarakat Jawa larangan makan rujak di malam hari, apa itu?
Konon, orang zaman dahulu sangat yakin bila makan rujak di malam hari akan berdampak buruk pada individu yang melanggar keyakinan itu.
Katannya, baik perempuan maupun laki-laki terutama yang sudah berkeluarga, bila nekat memakan rujak di malam hari, maka pasangannya akan meninggal Dunia.
Namun terlepas dari semua itu, dalam kesehatan, memakan rujak pada malam hari memang sangat dilarang. Bukan karena nantinya pasangannya akan meninggal dunia, tetapi karena, rasa dari asam dalam buah nanas, mangga dan lainnya akan menambah kadar gas dalam pencernaan kita.
Tak hanya itu, dari pedasnya juga dapat menyerang pencernaan yang mengakibatkan diare dan perut kembung.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait