Misteri Potongan Tubuh di Grojogan Sewu, Penyidik Pastikan Bukan Korban Mutilasi Dan Penjualan Organ
KARANGANYAR,iNewskaranganyar.id - Penyidik Polres Karanganyar akhirnya mampu memecahkan misteri temuan potongan kaki di obyek wisata air terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar.
Dalam konfrensi Pers, Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Kumontoy didampingi Kasubbid Kimbiofor Puslabfor Polda Jawa Tengah AKBP Arif Budiarto dan dokter forensik RSUD Moewardi Heratri membeberkan, sejak adanya informasi penemuan potongan kaki di obyek wisata, oleh seorang wisatawan, pihaknya langsung bergerak menuju lokasi penemuan tersebut. Saat tiba dilokasi, memang benar ada potongan kaki sebelah kanan.
"Dari penemuan itu kami langsung melakukan penyelidikan,"papar AKBP Jerrold di Mapolres Karanganyar, Senin (13/3/2023).
Ia menambahkan, penyelidikan langsung dikembangkan saat ada laporan warga Blumbang, Tawangmangu bernama Satiyem yang hilang. Meski sudah ada laporan warga yang hilang, pihaknya belum berani menyimpulkan bila potongan kaki itu diduga milik warga yang hilang.
Proses pencarian bagian tubuh lainnya itupun terus dilakukan. Hingga akhirnya pihak penyidik dibantu relawan lainnya berhasil menemukan bagian tubuh lainnya.
"Setelah potongan tubuh lainnya berhasil ditemukan, penyidik melakukan tes DNA terhadap keluarga salah satu warga yang dilaporkan hilang,"ungkapnya.
Sambil menunggu hasil test DNA, penyelidikan terhadap penemuan potongan tubuh itupun terus dilakukan oleh pihak penyidik Satreskrim Polres Karanganyar. Dari hasil penyelidikan, korban diduga terjatuh ke dalam aliran air sungai hingga terbawa arus sepanjang 5 kilometer (km) ke area wisata Grojogan Sewu.
Dengan aliran arus air sungai yang deras, bebatuan dan dipenuhi benda tajam mengakibatkan tubuh korban terkoyak. Bahkan kaki kanan dari pangkal paha hingga telapak kaki terpotong. Ini diperkuat dengan hasil otopsi terhadap jenazah misterius yang ditemukan di obyek wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar.
Dokter forensik RSUD Moewardi Heratri menyampaikan, tidak ditemukan adannya tindak kekerasan terhadap jasad tersebut. Potongan tubuh yang ditemukan itu terjadi setelah kematian. Bukan karena mutilasi
“Korban diperkirakan meninggal dunia dua hari sebelum pemeriksaan forensik. Dari hasil otopsi yang kami lakukan, tidak ada luka sebelum kematian. Terpisahnya bagian kaki kiri, disebabkan karena sebelumnya kaki terlilit satu benda yang menyebabkan terjadinya tarikan. Akibatnya kaki korban terputus,”terangnya.
“Yang perlu kami tegaskan, bahwa jasad yang ditemukan terpisah ini bukan merupakan korban mutilasi. Jika korban mutilasi bagian tubuh yeng terpotong rapi.Sedangkan bagian kaki yang ditemukan di lokasi wisata oleh pihak kepolisian, tidak rapi,”tegasnya.
Bukan Penjualan Organ Tubuh
Sementara itu Kasubbid Kimbiofor Puslabfor Polda Jawa Tengah, AKBP Arif Budiarto membebrkan hasil tes DNA darah dari salah satu warga yang mengaku kehilangan anggota keluargannya menunjukan hasil adanya kesamaan darah Satinem dengan darah korban.
Dari hasil test DNA, dipastikan bila korban berjenis kelamin perempuan memiliki tinggi badan 120 cm dan perkiraan usia lebih dari 70 tahun itu adalah warga Blumbang, Tawangmangu yang sebelumnya dikabarkan menghilang.
"Hasilnya, DNA salah satu anggota keluarga bernama Satinem, identik dengan korban yang dikabarkan menghilang,”terangnya.
Dengan hasil itu Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Kumontoy menegaskan kematian korban adalah murni bukan karena tidak kekerasan. Hilangnya organ dalam tubuh bukan korban jual beli organ. Dari hasil otopsi dan pemeriksaan DNA maka secara resmi kasus ini ditutup.
“Kasus ini resmi kita tutup. Surat perintah penghentian penyidikan juga kita serahkan kepada pihak keluarga,”terang AKBP Jerrold.
Keluarga Ucapkan Terimakasih
Sementara itu perwakilan pihak keluarga, Maryono, mengaku bersyukur dengan terungkapnya potongan tubuh yang ditemukan di obyek wisata Grojogan Sewu milik nenek mereka Satiyem yang mereka cari-cari selama ini.
Pihak keluarga mengucapkan rasa terima kasih atas kerja keras aparat kepolisian dalam mengungkap identitas nenek Satiyem. Keluarga menerima dengan ikhlas kematian almarhumah.
"Sudah dimakamkan di pemakaman keluarga di desa Blumbang. Kami ucapkan terimakasih ke polisi," ujarnya.
Selama ini, Maryono mengatakan jika nenek Satiyem hidup sebatang kara. Nenek Satiyem tidak menikah dan tidak memiliki anak.
"Hidup sehari-hari dengan kami,"terangnya.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait