YOGYAKARTA, iNewskaranganyar.id - Museum Ullen Sentalu, terletak di Kecamatan Pakem (Kaliurang), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Museum Ullen Sentalu adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta).
Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja beserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan, baik untuk acara formal maupun untuk keseharian.
Nama Ullen Sentalu merupakan akronim dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”.
Falsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.
Museum ini didirikan oleh salah seorang bangsawan Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Seperti dikutip dari Wikipedia, Di Museum Ullen Sentalu, dapat diketahui bagaimana para leluhur Jawa membuat batik yang memiliki arti dan makna yang mendalam di dalam setiap coraknya.
Ada juga berbagai sejarah mengenai keadaan budaya Jawa dari masa Mataram Kuno hingga Mataram Islam dengan segala aturannya. Keadaan museum yang dibangun dengan baik mampu membuat pengunjung seperti terserap ke masa Jawa kuno yang mengagumkan.Pameran yg paling bagus di Ullen Sentalu adalah patung-patung yang berbentuk tokoh-tokoh bangsawan jaman dahulu.
Pada tahun 2014 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menerbitkan buku berisi koleksi unggulan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, di antaranya adalah koleksi unggulan yang dimiliki oleh Museum Ullen Sentalu. Koleksi unggulan Museum Ullen Sentalu adalah sebagai berikut:
Lukisan Jumenengan, lukisan ini menggambarkan prosesi tarian sakral Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu tari Bedhaya yang ditampilkan setahun sekali dalam rangka memperingati penobatan sultan.
Lukisan Busana Paes Ageng, lukisan ini menunjukkan detail busana pernikahan seorang wanita lengkap dengan tata rias Paes Ageng.
Batik bermotif Urang Wetan, kain ini pernah dikenakan oleh permaisuri KGPAA Paku Alam X yang bernama GBRAAy Retno Puwasa.
SAAT mengunjungi sebuah museum, biasanya ada sederet aturan yang mesti ditaati oleh para pengunjung. Mulai dari menitipkan barang bawaan, tidak boleh membawa makanan dan minuman ke dalam ruang pameran, hingga dilarang memotret menggunakan lampu tembak kamera alias flash.
Begitu pun pada Museum Ullen Sentalu, kurang lebih memiliki aturan yang sama perihal mengabadikan momen dalam museum. Namun, perbedaannya, pengunjung hanya diperbolehkan memotret di ruangan tertentu saja, dan tidak diizinkan memotret di ruangan yang dilarang.
Alasannya bukan karena khawatir merusak benda bersejarah, tapi lebih terkesan mistis. Pengunjung hanya diperbolehkan untuk berfoto di Borobudur relief dan tidak di bagian museum lainnya.
Peraturan tersebut dibuat karena di ruangan museum lainnya masih dipercaya dihuni oleh putri-putri bangsawan yang berasal dari generasi terdahulu. Jika pengunjung melanggar aturan yang telah dibuat, sebagai ganjarannya arwah putri-putri tersebut konon akan mengganggu pengunjung, karena mereka telah merasa keberadaannya terganggu.
Seperti dikutip iNewskaranganyar.id dari Okezone, alasan lain karena konsep museum yang living museum menjadikan benda-benda bersejarah yang dipamerkan akan diubah tata letaknya dalam kurun waktu tertentu.
Tentu ada hubungannya dengan foto, pengunjung akan merasakan pengalaman yang berbeda-beda tiap kali datang ke sini, pasalnya tata letak benda-benda akan terus berubah. Jadi, akan sia-sia jika mengabadikannya.
Selain dari cerita misteri yang melatarbelakangi perizinan pengambilan foto, perubahan tata letak setiap periodenya, pengunjung juga akan merasakan pengalaman melihat museum yang berbeda.
Sebab, dalam museum yang memamerkan benda-benda peninggalan dari zaman Mataram ini, berada di ruang terbuka. Seperti tiga buah patung yang menggambarkan sosok layaknya majikan (ratu), sementara dua patung lainnya berlutut.
Penasaran dan ingin menyaksikan sendiri keunikan museum yang sempat menyabet museum terbaik ini? Anda bisa menuju ke Jalan Kaliurang, Yogyakarta dan terus jalan ke arah utara sekira 18 kilometer. Lalu, ambil arah ke Museum Ullen Sentalu.
Penting untuk diketahui, jika Anda ke museum dengan naik angkutan umum, transportasi hanya tersedia hingga pukul 14.00 saja, sebaiknya gunakanlah kendaraan pribadi.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait