SUKOHARJO,iNews.id - Pasukan elit TNI Angkatan Darat Kopassus punya cara sendiri dalam memeriahkan hari jadi Republik Indonesia ke 77. Seperti yang ditunjukan prajurit Batalyon 22 Grup II Kopassus Kandangmenjangan ini misalnya. Sebanyak 260 prajurit saling berlomba dalam Pekan juang 45 Manggala Yudha 45 menyambut HUT RI ke 77.
Uniknya, perlombaan yang mereka gelar ini, mengadopsi situasi di medan tempur. Dimana para prajurit ini diharuskan berlomba mulai dari renang, menolong prajurit yang tenggelam, panjat tali, menembak dalam posisi terluka hingga membawa rekan mereka yang terluka ke tempat pengobatan.
Semua itu harus dilakukan dalam posisi menggunakan seragam serta memanggul senjata. Setelah, sampai di titik yang telah ditentukan, mpara prajurit inipun masih harus berlari ketitik lainnya yang sudah ditentukan.
Kemeriahaan lomba begitu terasa. Dimana prajurit lainnya memberikan semangat pada rekan mereka yang ikut lomba untuk terus berjuang hingga mencapai kemenangan.
Komandan Batalyon 22 Manggala Yudha Grup 2 Kopassus Mayor inf Abraham S. Pandjaitan, M.S.S mengatakan, dalam lomba ini yang dinilai adalah kekompakan, ketepatan dan ketelitian.
Dimana, sesuai jiwa korsa, seorang prajurit tidak boleh meninggalkan apapun saat dimedan tempur. Termasuk Topi pun bila sampai terjatuh. Bila sampai terjatuh, maka poin yang diraih akan dikurangi.
Prajurit Batalyon 22 Kopassus Grup 2 Kandangmenjangan berkolaborasi dengan Prajurit Kostrad ikut memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan dengan cara sendiri (Foto: ist)
"Jiwa korsa tidak boleh ada yang ditinggalkan, itu yang dilombakan. Kreteria penilaian nanti, tentu saja waktu tercepat. Kemudian pelaksanaan ada materi yang
tidak boleh salah. Misalkan, sasaran ada lima balon yang ketembak tiga nanti dua balon akan mengurangi poin. Topi jatuh itupun bisa mengurangi nilai,"papar Mayor inf Abraham.
Menurut Mayor inf Abraham, pekan juang 45 Manggala Yudha, merupakan suatu acara yang bertujuan untuk generasi muda agar ingat besarnya bangsa ini, merupakan hasil dari darah, keringat para pejuang.
Untuk itu, ungkap Mayor inf Abraham, dalam menyelenggarakan acara ini ada 3 pedoman yang harus dipegang. Yaitu Semangat juang 45, Peranan wanita pejuang dan Kepemimpinan yang melayani.
"Tiga pedoman inilah yang menjadi dasar terselenggaranya acara pekan juang 45 manggala yudha. Implementasi semangat juang 45 adalah, dengan diadakannya suatu lomba olahraga yang syarat dengan kemiliteran, syarat dengan kekompakan, dan syarat
dengan perjuangan," jelas Mayor inf Abraham.
Sambil memanggul senjata para prajurit ini menunjukan ketangkasan (Foto: Ist)
"Memberikan sedikit gambaran betapa susahnya pahlawan jaman dahulu merebut dan mempertahankan kemerdekaan indonesia."imbuhnya.
Peranan wanita pejuang, ungkap Mayor inf Abraham, inipun perlu diteladani. Dimana pada jaman dahulu pahlawan itu tidak di gaji, bagaimana makan mereka ketika waktu mereka dihabiskan untuk berperang.
"Ya dengan adanya wanita-wanita pejuang indonesia, yang membuat dapur umum yang diperuntukan para pejuang kemerdekaan indonesia,"ujarnya.
Dan yang ketiga, yaitu kepemimpinan yang melayani seperti Panglima besar Jenderal Sudirman, merupakan sosok pemimpin yang sangat luar biasa.
"Jiwa raganya beliau persembahkan untuk anggotanya yang bertempur bersamanya, tidak ada tempat terindah bagi seorang komandan selain ditengah-tengah prajuritnya. Dalam hal ini di gambarkan dengan perwira termasuk komandan memasak yang hasil masakannya di berikan kepada anggota,"ungkap Mayor inf Abraham.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait