SOLO,iNews.id - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo kembali menambahkan tiga guru besar baru. Ketiga guru yang bakal dikukuhkan langsung Rektor UNC Prof Jamal Wiwoho ini Prof. Dr. Zainal Arifin,dari Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT).
Prof Sri Subanti, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan terakhir dr Paru Senior Kota Solo, Prof Dr Yusup Subagio Sutanto.
Prof Subanti yang dikukuhkan sebagai guru besar ke 23 FMIPA dan ke-248 UNS mengangkat tiga tahapan dari analisis statistika dalam penelitian ekonomi yaitu pertama, penyesuaian data agar sesuai dengan kategori analitis.
Kedua, analisis kepada pengelompokkan pola temporal yang berbeda. Ketiga, pengukuran dari hubungan kausalitas yang dirumuskan secara teoretis yang biasanya diawali dengan asumsi dasar yang menyatakan bahwa ada hubungan invarian yang dirumuskan oleh teori ekonomi.
“Dimana semua tahapan tersebut saling bergantung, dan validitas hasilnya tergantung dari pengetahuan yang dimiliki dan penerapan metode yang tidak selalu bersifat statis,” jelas Prof. Sri Subanti dalam konfrensi pers, Senin (18/7/2022).
Selanjutnya Prof. Dr. Yusup Subagio Sutanto condong pada pemanfaatan Bekicot, Kitosan dan Kulit Durian Sebagai Terobosan Baru Pencegahan Resistensi Tuberkulosis.
Di sini, Yusuf menitik beratkan Tuberkulosis (TB) sebagai global emergency merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB). Di Indonesia, ungkap Yusuf, kasus TB masih cukup tinggi dan diperkirakan masih terdapat 845.000 kasus biasa dan 24.000 kasus TB resisten
“TB dapat disembuhkan dengan pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang tepat, namun, akhir-akhir ini banyak ditemukan galur MTB resisten terhadap dua atau lebih OAT yang dikenal sebagai galur MDR-TB (Kemenkes RI, 2018),” ujar Yusup.
Dari hasil riset dasar yang telah dilakukan tentang potensi dan efektivitas sediaan galenik seromukoid bekicot, kitosan, ekstrak kulit durian sebagai kandidat potensial OAT yang berbasis bahan alam atau galenik merupakan suatu terobosan baru melalui riset berbasis ipteks.
"Sehingga diperlukan penelitian berkelanjutan dan holistik terkait yaitu riset terapan tentang pengembangan prototipe menjadi produk krenova terstandarisasi dan tersertifikasi yang dapat diaplikasikan di mitra pengguna atau masyarakat," tuturnya.
Sedangkan Prof. Zainal Arifin sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Mesin menyoroti Rekayasa Manufaktur Semikonduktor Sel Surya sebagai Material Energi Bersih Masa Depan.
Zainal mengatakan, kebutuhan energi akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan Seiring perkembangan IPTEK dan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan energi dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Ditambahkan Zainal, Indonesia mempunyai potensi energi surya sebesar 207,8 GWp yang dapat dikonversi menjadi energi listrik menggunakan sel surya melalui proses photovoltaic.
Pengembangan sel surya generasi ketiga yaitu dye-sensitized solar cells (DSSC) mempunyai tantangan dalam mobilitas elektron. Mobilitas elektron dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi antara semikonduktor dengan sensitizer dalam melakukan injeksi elektron.
"Mobilitas elektron yang tinggi akan meningkatkan arus listrik yang dibangkitkan oleh DSSC," pungkasnya.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait