SEMARANG, iNews.id - Ditengah perekonomian yang masih belum memberikan kepastian, bersamaan pula dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok ditengah masyarakat, komunitas Pasar Sehat Semarang mengajak para ibu-ibu untuk berpikir cerdas, hemat, dan bermanfaat.
Cukup membawa sampah yang ada di lingkungan rumah, pada gelaran Pasar Sehat Semarang, esok Minggu, 17 Juli 2022, setiap orang akan mendapatkan voucher belanja produk – produk sehat yang ada ditenant.
“Jadi kami ingin mengajak ibu – ibu kita ini untuk berdaya guna. Pasti kan mereka rajin memilah mengumpulkan sampah, baik botol dan gelas plastik, kertas bekas, atau tas plastik,"kata Deborah Gita, sebagai pelaksana harian komunitas Pasar Sehat Semarang, Kamis (14/07/2022).
"Nah, besok Minggu, tinggal dibawa, ditukarkan. Kami ingin bukan hanya pandai memilah, namun memberikan ruang bagi ibu-ibu untuk cerdas, hemat, dan bermanfaat. Sampah bisa ditukar dengan sayuran dan buah, atau makanan sehat,"imbuhnya.
Nantinya pelaksanaan Pasar Sehat Semarang akan melibatkan lembaga pengelolaan Sampah, Rapel.id untuk menerima setiap sampah yang dibawa pengunjung ke lokasi Pasar Sehat yaitu dipelataran Basilia Café n Resto, jalan Menteri Supeno.
Setali tiga uang, kami berharap banyak masyarakat akan merespon dan menjadi budaya kedepannya. Benefitnya semakin banyak orang sehat di Kota Semarang nantinya.
Sampah di wilayah Jawa Tengah, seperti apa sih, sampai sekarang?
Bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk ,Jawa Tengah dari tahun ke tahun, juga semakin terbelit pada persoalan bertambahnya timbunan sampah.
Dari catatan Indeks Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Tengah, pada tahun 2021 lalu, timbunan sampah di tingkat masyarakat selama tahun 2020 sudah mencapai 6,055 juta ton.
Angka ini jelas mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai angka 5,6 juta ton.
Padahal Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, dengan angka sebesar ini, sampah yang dihasilkan oleh penduduk Jawa Tengah, seharusnya dapat menjadi potensi bagi circular economy.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait