BENGKULU, iNews.id - Rel peninggalan Belanda yang ada di KM 9 Air Kepahian, Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu patah.
Patahnya rel peninggalan Belanda berdampak motor loro ekspres (Molek) yang saat itu tengah melintas terjatuh.
Saat itu Masinis atau sopir kereta api mini itu membawa penumpang tidak kurang dari 10 orang, berikut dengan barang milik penumpang.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Hanya saja penumpang dan gerbong molek terjatuh ke dalam jurang.
Kepala Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Supriadi mengatakan, rel kereta api peninggalan zaman Belanda tersebut sudah uzur.
Molek terjatuh ketika melintasi jalan lurus rel, sehingga Masinis yang mengendarai molek tidak begitu melihat kondisi rel yang putus dan patah tersebut.
Molek yang terjatuh melaku dari arah pusat Desa Lebong Tandai menuju ke Desa Air Tenang, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara.
Akibatnya, molek dan penumpang yang ada di dalam gerbong Molek terperosok di tepi jurang KM 9, Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih.
"Diduga molek over kapasitas. Ada penumpang dan barang-barang penumpang yang ikut terperosok ke dalam jurang," kata Supriadi, Rabu (22/6/2022).
Jalur darat saat ini sulit dilalui kendaraan roda dua karena dipenuhi lumpur dan terdapat kayu di badan jalan.
"Musim hujan seperti saat ini, hanya bisa dilalui sepda motor tanpa ada beban atau penumpang.Jadi, kalau berboncengan susah, karena jalan berlumpur dan banyak kayu di badan jalan, makanya jalur molek digunakan untuk membawa penumpang atau warga ke Desa Lebong Tandai," pungkas Supriadi.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait