Para malaikat itu dari saat imsak hingga berbuka senantiasa memintakan ampunan kepada Allah agar orang-orang berpuasa diampuni dosa-dosanya.
Sekali lagi ini merupakan keuntungan besar bagi kita karena kita sendiri terkadang merasa was was apakah istighfar kita diterima Allah karena faktanya kita sering megulang kesalahan atau dosa yang sama setelah berkali-kali memohon ampun atas dosa-dosa yang sama.
Oleh karena itu sekali lagi di bulan puasa ini kita mendapat anugerah yang luar biasa dimana para malaikat mendoakan orang-orang yang berpuasa secara terus menerus dari saat imsak hingga saat berbuka yang durasinya mencapai kira-kira 14 jam. Kita sendiri tak mampu melakukan istighfar secara terus menerus hingga selama itu.
Ketiga,
وَتُصَفَّدُ فِيْهِ مَرَدَّةُ الشَّياَطِيْنِ ، وَلاَ يُخْلِصُوْنَ فِيْهِ إِلَى مَا كاَنُوْا يُخْلِصُوْنَ فِي غَيْرِه
Artinya:
“Di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperti di bulan lainnya.” Kita semua tentu merasakan di bulan Puasa kita menjadi seperti malas untuk berbuat apa saja kecuali ibadah. Semangat kita untuk beribadah meningkat dibandingkan dengan diluar Ramadhan.
Hal ini terjadi karena setan-setan dibelenggu hingga selesainya Ramadhan. Ini semua merupakan kemurahan Allah dalam rangka memberi kesempatan kepada kita untuk menambah pundi-pundi amal ibadah kita.
Di luar Ramadhan mungkin kita lebih banyak berpikir dan melakukan hal-hal yang bersifat duniawi saja. Dengan dibelenggunya setan-setan di bulan Ramadhan, maka secara teori setidaknya kemaksiatan bisa ditekan serendah-rendahnya.
Kemaksiatan-kemaksiatan yang ada tentu sulit dikaitkan dengan keterlibatan setan. Mereka alibi dalam hal ini. Jika demikian halnya, maka kemaksiatan-kemaksiatan itu timbul karena kesalahan kita yang tidak mampu mengendalikan nafsu yang ada dalam diri kita sendiri.
Keempat,
وَيُزَيِّنُ اللهُ لَهُمْ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ، ثُمَّ يَقُوْلُ : يُوْشِكُ عِبَادِيْ الصَّائِمُوْنَ أَنْ يُلْقُوْا عَنْهُمْ الْمَئُونَةَ وَاْلأَذَى وَيَصِيْرُوْنَ إِلَيْكَ.
Artinya:
“Setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga untuk orang-orang yang berpuasa. Kemudian Allah berfirman: “Para hamba-Ku yang melakukan puasa hampir menemukan hasil dan jerih payahnya hingga sampai kepadamu (wahai surga).”
Keistimewaan keempat ini dimana Allah menghiasai surga dengan indahnya untuk menyambut para hamba-Nya yang berpuasa menunjukkan bahwa ibadah puasa memiliki nilai spiritualitas yang sangat tinggi.
Kepada surga Allah berfirman, “Para hamba-Ku yang berpuasa hampir menemukan hasil dari jerih payahnya hingga sampai kepadamu.”
Kalimat ini mengandung arti bahwa tak ada balasan bagi orang-orang berpuasa kecuali surga karena ibadah puasa memang untuk Allah sehingga Allah sendiri yang akan membalasnya sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya:
“Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya.”
Hadits tersebut mengungkapkan bahwa ibadah puasa urusannya dengan Allah . Allah yang memerintahkan, Dia pula yang mengatur segala sesuatunya. Tidak ada orang sakit atau bahkan mati karena puasa.
Justru yang terjadi orang bisa sakit atau bahkan mati karena makan terlalu banyak atau over dosis.
Manfaat puasa juga diakui oleh dunia kedokteran yang dikenal dengan puasa medis selama waktu tertentu sebelum seorang pasien menjalani pemeriksaan darah di sebuah laboratorium.
Kelima,
وَيَغْفِرُ لَهُمْ فِيْ آخِرِ لَيْلَةٍ ، قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ : اَهِيَ لَيْلَةُ اْلقَدَرِ ؟ ، قَالَ : لاَ ، وَلَكِنَّ الْعَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرُهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ
Artinya:
“Dan di akhir malam bulan Ramadhan Allah memberikan ampunan. Kemudian Rasul. ditanya apakah itu malam Lailatul Qodar? Beliau.
menjawab:
“Bukan, hanya saja bagi orang yang beramal maka akan mendapatkan pahala ketika sudah usai mengerjakannya.”
Dalam keistimewaan kelima ini, Allah mengampuni orang-orang berpuasa pada setiap akhir malam, dan itu bukan merupakan lailatul qadar.
Lailatul qadar adalah satu hal dan ampunan Allah pada setiap akhir malam di bulan Ramadhan merupakan hal lainnya. Artinya Orang-orang berpuasa berhak mendapatkan ampunan sebagai imbalan ibadahnya kepada Allah .
Sedangkan Lailatul qadar diberikan kepada orang-orang tertentu sesuai dengan pilihan Allah sendiri. Maka beruntunglah mereka yang selain mendapatkan ampunan dari Allah tetapi juga mendapatkan kebaikan lailatul qadar yang nilainya lebih tinggi dari pada kebaikan seribu bulan.
Jika keistimewaan kelima ini dihubungkan dengan keistimewaan kedua diatas, yakni Malaikat memintakan ampunan kepada Allah untuk orang-orang yang berpuasa, maka menjadi klop dan jelas bahwa orang-orang berpuasa diampuni dosa-dosanya sebagaimana juga disabdakan
Rasulullah dalam hadits beliau yang diriwayatkan dari Abi Hurairah: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barang siapa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan semata-mata karena Allah dan mengharap ganjaran dari pada-Nya, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.” Kelima hal diatas sebagaimana telah diuraikan merupakan keistimewaan bulan Ramadhan yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad.
Kita bersyukur bahwa kita semua menjadi umat beliau. Untuk itu semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan sebaik-baiknya sehingga kelima keistimewaan diatas dapat kita raih seluruhnya. Amin ya rabbal alamin.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Sumber: NU Online
Editor : Bramantyo