Mayasari Bakti, Ikon Transportasi Jabodetabek yang Tetap Eksis Sejak 1964
JAKARTA, iNewskaranganyar. id - Di tengah hiruk-pikuk perkembangan transportasi publik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), nama Mayasari Bakti tetap menjadi salah satu ikon yang tak tergantikan.
Dikutip iNewskaranganyar.id dari Wikipedia, Perusahaan otobus yang akrab disingkat MYS ini telah mewarnai wajah mobilitas warga selama lebih dari 60 tahun.
Sejak pertama kali hadir pada tahun 1964, Mayasari Bakti tidak hanya menjadi pilihan masyarakat dalam bepergian, tetapi juga menjadi saksi sejarah perubahan sistem transportasi Indonesia.
Awal Mula Perjalanan: Dari Trayek Kecil hingga Jaringan Luas
Didirikan oleh H Engkud Mahpud, Mayasari Bakti memulai operasinya dari rute sederhana yang menghubungkan Cililitan dan Tanjung Priok.
Di masa itu, layanan bus kota masih minim dan belum tertata seperti sekarang. Namun dengan ketekunan dan visi jangka panjang, perusahaan ini terus tumbuh dan memperluas jangkauan trayeknya hingga mencakup hampir seluruh wilayah Jabodetabek.
Keberadaan Mayasari Bakti menjadi semakin kuat saat mendapat dukungan dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada dekade 1970-an.
Program kredit pengadaan bus yang diluncurkan pemerintah daerah waktu itu membuka jalan bagi Mayasari Bakti untuk menambah armada dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Hal ini menjadi titik balik penting dalam pertumbuhan perusahaan yang mulai dipercaya oleh masyarakat luas sebagai moda transportasi andalan.
Bertahan Sebagai Swasta di Tengah Regulasi
Tahun 1982 menjadi masa krusial bagi dunia transportasi Ibu Kota. Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan banyak operator bus untuk bergabung dengan Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD).
Namun berbeda dari kebanyakan, Mayasari Bakti memilih untuk tetap mandiri. Keputusan ini terbukti tepat, karena perusahaan berhasil mempertahankan identitas dan fleksibilitas dalam menjalankan operasionalnya, sekaligus berinovasi menghadapi tantangan zaman.
Adaptif dengan Perubahan: Dari Bus Kota ke Sistem BRT
Seiring hadirnya Transjakarta dan berbagai moda transportasi massal modern, peran operator bus konvensional mulai berubah.
Banyak perusahaan tidak mampu bersaing dan akhirnya hilang dari peredaran. Tapi tidak dengan Mayasari Bakti.
MYS justru menjadi salah satu mitra strategis pemerintah dalam menjalankan sistem Bus Rapid Transit (BRT).
Melalui integrasi layanan Transjakarta dan Transjabodetabek, armada Mayasari Bakti tetap aktif mengantar jutaan penumpang setiap harinya.
Dengan bus-bus yang lebih modern, ramah lingkungan, dan pelayanan yang semakin tertata, Mayasari Bakti menunjukkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan ekosistem transportasi publik yang semakin kompleks.
Ekspansi Bisnis: Menjadi Holding Transportasi Terdiversifikasi
Saat ini, Mayasari Bakti beroperasi di bawah payung PT Mayasari Bakti Utama dan telah berekspansi menjadi grup transportasi dengan berbagai anak usaha.
Diversifikasi ini mencerminkan kekuatan bisnis dan komitmen perusahaan dalam memenuhi kebutuhan mobilitas yang semakin beragam. Berikut adalah beberapa unit bisnis utama dalam grup Mayasari Bakti:
Melalui beragam entitas ini, Mayasari Bakti mampu menjangkau segmen pelanggan yang luas — dari pekerja harian, pelajar, wisatawan, hingga pelaku bisnis.
Pilar Transportasi Jabodetabek yang Terus Berinovasi
Kesuksesan Mayasari Bakti tidak hanya terletak pada jumlah armada atau luasnya trayek, tetapi juga pada kemampuannya berinovasi dan menjaga mutu layanan.
Perusahaan ini aktif mengikuti perkembangan teknologi, termasuk dalam penggunaan sistem tiket digital, pelacakan bus real-time, dan integrasi layanan dengan platform transportasi digital lainnya.
Lebih dari sekadar perusahaan bus, Mayasari Bakti telah menjelma menjadi bagian penting dari sistem transportasi perkotaan yang kompleks.
Komitmen untuk melayani masyarakat, daya tahan terhadap tantangan, dan adaptasi yang konsisten menjadikan MYS sebagai simbol transformasi mobilitas di Indonesia.***
Editor : Ditya Arnanta