Assalaam, Pesantren Pelopor Gerakan Nol Sampah, Bukti Nyata Santri Peduli Lingkungan

SUKOHARJO, iNewskaranganyar. id - Di tengah sorotan tajam terhadap krisis sampah nasional, Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam di Sukoharjo, Jawa Tengah, hadir sebagai oase inspirasi.
Ini dibuktikan dengan dinobatkan Assalaam sebagai Kader Gerakan Sadar Sampah oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebuah pengakuan atas komitmen mereka dalam menciptakan lingkungan pesantren yang bersih dan berkelanjutan.
Lebih dari Sekadar Pengukuhan
Pengukuhan ini bukan sekadar seremonial. Bagi Assalaam, ini adalah bukti nyata dari implementasi nilai-nilai Islam tentang kebersihan dan tanggung jawab terhadap bumi.
Dengan lebih dari 2.100 santri, Assalaam telah membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil dan konsisten.
Inovasi yang Menginspirasi
Assalaam tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Mereka telah membangun ekosistem pengelolaan sampah yang komprehensif, meliputi:
* Laboratorium Pusat Pengolahan Sampah Assalaam (LP2SA): Tempat sampah anorganik diolah menjadi produk bernilai, mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
* Integrasi dengan Pertanian dan Perikanan: Sampah organik dari sisa makanan santri diolah menjadi pakan ikan, menghasilkan panen ikan patin hingga 4 ton. Ini adalah contoh sempurna dari ekonomi sirkular.
* Edukasi dan Kesadaran: Assalaam secara aktif mengedukasi santri tentang pentingnya pengelolaan sampah melalui program-program pendidikan dan kegiatan sehari-hari.
Dampak Nyata dan Harapan Masa Depan
"Kebersihan sebagian dari iman," adalah prinsip yang dipegang teguh oleh Assalaam. Dr. Arkanudin Budiyanto, M.I.Kom, Sekretaris PPMI Assalaam, menekankan bahwa lingkungan yang bersih adalah prasyarat bagi proses belajar yang efektif.
Assalaam bukan hanya pesantren, tetapi juga laboratorium hidup bagi solusi pengelolaan sampah.
Mereka menunjukkan bahwa dengan kolaborasi, inovasi, dan komitmen, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.***
Editor : Ditya Arnanta