Gunung Lawu yang dianggap sebagai tempat muksanya Raja Majapahit terakhir Prabu Brawijaya V di percaya meninggalkan banyak petilasan yang dianggap sakral dan bisa mendatangkan berkah.
Irwan salah satu pendaki yang sering kali naik ke puncak Lawu mengaku setiap bulan Suro Lawu selalu penuh para pendaki dari berbagai wilayah di tanah Jawa.
Pengalaman serupa yang berkembang merujuk satu hal bahwa Lawu adalah gunung dengan seribu misteri.
Banyak beredar cerita mistis seputar gunung Lawu yang sering mendengar suara aneh di seputar gunung Lawu.
"Sudah jadi rahasia umum, dan sebagai pusat (pusernya) tanah Jawa
Lawu sangat cantik dan di selimuti dengan misteri yang tiada habisnya," papar Irwan kepada iNewskaranganyar.id di Candi Cetho, Karanganyar, Senin (20/3/2023).
Irwan menyebutkan bahwa jalur pendakian melalui Candhi Cetho banyak misteri gaib yang sering terjadi di sepanjang jalur tersebut.
Jalur pendakian dimulai dari candi Cetho, Mbah Branti (pos 1), Brakseng (pos 2), Cemoro Dow (pos 3), Penggik (ondorante) pos 4, Bulak Peperangan (pos 5), dan puncak Hargo dalem.
Jalur ini sangat berat dan sulit untuk di lalui jika tidak mengetahui jalurnya.
Irwan menjelaskan di lokasi yang bernama Bulak peperangan sering terdengar suara aneh yang tak berwujud.
Menurut cerita yang berkembang memang lokasi berupa lahan kosong tersebut adalah lokasi terjadinya peperangan antara kerajaan Majapahit dengan kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah.
"Di lokasi tersebut, kabarnya jika pendaki bermalam di lokasi tersebut sering mendengar suara keriuhan seperti sedang bertempur," terang Irwan.
Selain itu, papar Irwan tepat di atas lokasi Bulak Peperangan merupakan Pasar Dieng atau masyarakat menyebutnya pasar setan, yang juga tidak berwujud.
Namun yang terdengar hanya suara riuh layaknya orang sedang berada di dalam pasar. Dan lokasi pasar Dieng hanya di tandai dengan tumpukan batu yang berjajar seperti meja.
"Bila beruntung, pendaki akan mendengar suara orang yang menawari untuk memberi dagangannya. Selanjutnya kita tinggal lempar koin atau daun ke arah suara sambil menyebut barang yang kita butuhkan. Dan barang itu langsung ada di depan kita," jelasnya lebih lanjut.
Selain Bulak Peperangan dan pasar Setan, lokasi lainnya adalah Sumur Jalatunda.
Dimana di dalam sumur Jalatunda sering terdengar suara suara ombak yang terasa begitu dekat.
Padahal lokasi sumur yang berupa gua dengan kedalaman sekitar lima meter ini berada di salah satu puncak Lawu dimana puncak tertingginya berada di ketinggian 3265 mdpl.
Sumur Jalatunda, ungkap Irwan dipercaya sebagai tempat Raja Majapahit terakhir yakni Prabu Brawijaya V menerima wangsit dalam perjalanan menepi menuju puncak Lawu. Dan sampai saat ini sumur Jalatunda sering digunakan masyarakat untuk bersemedi atau bertapa.***
Editor : Ditya Arnanta