Setelah lebih dari dua dekade, mereka pun berhasil manggung di panggung-panggung besar baik di Surakarta hingga Jakarta. Mereka kemudian lebih dikenal dengan nama belakang sang vokalis, Kempot.
Didi Kempot dan teman-temannya adalah contoh sukses dari nol dalam bermusik. Mereka mendedikasikan diri untuk musik dengan totalitas. Dalam keterbatasan, Didi Kempos tak lelah mengirimkan rekaman musiknya ke label yang kerap kali tak membuahkan hasil.
Namus, upayanya kemudian mulai menghasilkan saat sebuah label musik menandatangi kontrak dengannya di 1989. Adapun single Pertama, “Cidro” menjadi jalan pembuka kesuksesannya dalam bermusik. Bukan cuma itu, Didi Kempot pun berhasil jadi pendobrak untuk musik campursari dalam industri musik dan dite rima lebih luas.
Didi Kempot bahkan melebarkan sayapnya sampai ke Negeri Tulip. Dia panggung pertama kali pada 1993. Penerimaan akan lagu-lagunya di Belanda cukup baik. Dia kemudian juga mendapat banyak fans dari Suriname.
Kini, keberadaan musik campursari bahkan menjadi tren di generasi muda. Hal itu tak lain karena dedikasi dan kemampuan Didi Kempot mengirimkan pesan-pesan menyentuh dalam karnyanya yang dianggap mewakili perasaan. Terutama saat patah.***
Editor : Ditya Arnanta