JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Nama Bioskop Mulia Cikarang (Mulia Theater) tak asing didengar. Bioskop ini pernah berjaya di era 1980-an. Pendiri bioskop ini almarhum Haji Ana. Setelah itu diserahin ke anaknya Haji Udin.
Setelah itu dikelola Haji Ade hingga bioskop ini akhirnya bangkrut tergerus jaman dengan berkembang majunya teknologi.
Bioskop yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara ini paling megah waktu itu karena memiliki dua layar besar.
Terkenal nyaman, namun harga tiket lebih mahal dibanding dua bioskop lainya yakni Bioskop Pasar Cikarang dan Bioskop Mini Theater Cikarang.
Dengan harga tiket Rp2.000-Rp3.000, bioskop ini dikenal hobi memutar film India yang kala itu memang sedang ngetren.
Bioskop ini memiliki kelas-kelas tempat duduk seperti kelas balkon dan reguler. Bahkan, penonton bisa menunggu di lobi bioskop.
Meski berkonsep modern, bioskop yang terakhir beroperasi pada 2003 ini juga meninggalkan kisah mistis hingga kini.
Diceritakan mantan karyawan Bioskop Mulia Cikarang, Engkong Gunawan (68). Awal mula bangunan itu berdiri pada tahun 1980.
Saat itu dia yang baru saja menginjak usia 20 tahun bekerja di bioskop yang pernah menjadi tempat favorit berkumpulnya kawula muda-mudi.
”Banyak kenangan cerita horor yang memang tak masuk akal terjadi di gedung tua ini. Sangat menyeramkan. Tapi disukai para pemuda,” kenangnya.
Pria dengan cucu banyak ini semoat merekam beberapa kejadian-kejadian saat dia menjadi office boy di bioskop itu.
Pada tahun 1982, kisah horor itu dimulai dengan penonton yang asyik menonton dikejutkan suara perempuan menangis disertai tertawa.
Kondisinya sudah malam dengan menayangkan film horor yang sedang hits. Namun, kejadian itu awal mula kisah mistis di bioskop dimulai.
”Yang lebih ekstrem, sering ada penonton kesurupan setan perempuan, itu terjadi saat menonton film,” ungkapnya.
Seingatnya, kebanyakan penonton kesurupan adalah perempuan yang membuat panik dan bubar pengunjung kala itu.
Anehnya, perempuan itu belum sadar jika tak dituruti permintaanya yakni alat mek-up.
”Setan yang nakal dari dulu itu sosok sundel bolong dan kuntilanak,” ujarnya.
Hingga kini, bangunan berusia 40 tahun itu masih sering memperlihatkan beberapa sosok hantu perempuan cantik berambut panjang dengan dadanya yang bolong.
Dalam bangunan itu juga berdiri kokoh pohon beringin besar yang pernah menjadi tempat studio dua.
”Tiba-tiba pohon itu ada aja, semakin membesar saja. Sering mengeluarkan aroma bau amis dan menyan yang menyengat setiap malam Jumat, tapi jarang-jarang terjadi,” paparnya.
Meski penuh kisah Horor, Gunawan mengaku tempat ini pernah menjadi mata pencahariannya kala kakek ini masih muda.
Dia mendapatkan gaji Rp15 ribu hingga Rp175 ribu dari bioskop yang pernah berjaya tahun 1980 hingga 1999 ini.
Bioskop legandaris ini kini keberadaannya telah sirna meninggalkan bangunan usang.
Meski tinggal kenangan dan tergerus zaman, orang tua di wilayah Bekasi mengingat bioskop ini menjadi salah satu saksi sejarah tempat pertumbuhan wilayah Cikarang.***
Editor : Ditya Arnanta