get app
inews
Aa Text
Read Next : Blusukan ke Pasar Tawangmangu, Ilyas Akbar Dicurhati Pedagang Mulai Harga Hingga Hasil Panen

Kisah Syekh Abdul Manaf dan Misteri Kampung Mahmud Serta Larangan Menggali Sumur

Rabu, 23 November 2022 | 09:44 WIB
header img
Karomah Syekh Abdul Manaf dan Misteri Kampung Mahmud (Foto: Sindonews)

Pada suatu ketika ada orang-orang yang iseng memindahkan atau mencabut tugu itu dan dilemparkan jauh-jauh dari tempat asalnya. Tapi dengan izin Allah, tugu itu kembali ke tempat asalnya sebelum orang jahil tersebut sampai di tempat tugu tadi.

Setelah kampung itu diberi nama Mahmud, tempat ini berkembang menjadi salah satu pusat pelajaran spritual Islam terkenal di Tatar Sunda dan sekaligus menjadi sebuah tempat perlindungan (persembunyian) dan pengayoman bagi mereka dengan alasan apapun mencari suatu perlindungan.

Konon pada suatu ketika Eyang Dalem Mahmud kedatangan seorang pria setengah baya yang mengaku berasal dari kawasan Priangan Timur dan bernama Zainal Arief.

Dia memaparkan bahwa sebenarnya sedang melarikan diri dari daerah asalnya karena dituduh membahayakan keamanan negara oleh penjajah Kolonial Belanda.

Setelah menjelaskan keadaan dirinya kemudian dia meminta perlindungan kepada Syekh Abdul Manaf sehingga diterima menjadi murid dan pengikutnya.

Zainal Arif sebenarnya adalah putra dari Eyang Asmadin, dan keturunan keempat Syeikh Abdul Muhyi dari Pamijahan, Karang Nunggal, Tasikmalaya. Dalam menjalankan tugasnya, beliau diberi perintah oleh Eyang Dalem Abdul Manaf untuk bertapa di 33 gunung di sekitar Kampung Mahmud selama 33 tahun, dan selanjutnya bersama-sama menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.

Setelah sekian lama mengikuti pelajaran, ternyata didapati bahwa Zainal Arif adalah seorang pemuda yang pandai, cerdas dan cekatan dalam menerima pelajaran yang diberikan.

Karena dia pun menunjukkan kesetiaannya sebagai murid lalu akhirnya dinikahkah dengan salah seorang keturunannya kemudian diberi gelar Eyang Agung.

Abdul Manaf juga mempunyai murid yaitu Abdullah Gedug. Dari ketiga waliyuloh tersebutlah, ajaran Islam meluas di wilayah Bandung. Setelah wafat, Eyang Dalem Mahmud dikebumikan di bawah sebuah pohon beringin yang rindang.

Sedangkan Eyang Agung agak sedikit keluar dari kawasan makam utama kurang lebih 15 m ke sebelah utara dan juga makam Eyang Abdullah Gedug.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut