KARANGANYAR, iNews.id - Ribuan masyarakat Klaten dan sekitarnya memadati lokasi dimana tradisi Yaa Qowiyyu digelar. Tradisi Yaa Qowiyyu ini merupakan tradisi menyebar kue apem yang terbuat dari tepung.
Selepas sholat jumat jumlah warga semakin banyak. Bahkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bila jumlah warga yang datang mencapai 30 ribu warga.
"Saya monitor dari kepolisian, lebih dari 30.000. Dan ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah kangen kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,"papar Airlangga di Solo, Jumat (16/9/2022).
Sebenarnya kapa waktu Tradisi Yaa Qowiyyu ini didelar dan bagaimana kisahnya? berikut beragam informasi yang berhasil dihimpun iNewskaranganyar.id.
Tradisi Yaa Qowiyyu selalu digelar memasuki Bulan Safar. Festival Yaqowiyu adalah tradisi menyebar ribuan Kue Apem. Peristiwa ini diawali Kyai Ageng Gribig yang tak lain leluhur dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, baru pulang berhaji diperkirakan pada Jumat Pahing, 17 Sapar 1541 atau 1619 Masehi.
Dia membawa oleh-oleh kue untuk dibagikan kepada muridnya. Namun karena jumlah muridnya sangat banyak, kue tersebut tidak mencukupi.
Akhirnya Ki Ageng Gribig meminta istrinya untuk membuat kue dari bahan tepung beras yang sekarang kita kenal dengan sebutan kue apem. Sebelum membagikan kepada murid-muridnya, Ki Ageng Gribig membaca doa “Yaa qowiyyu, yaa aziz, qowwina wal muslimiin, yaa qowiyyu warzuqna wal muslimiin.”
Mereka meyakini ada berkah tersendiri bagi siapa saya yang berhasil mendapatkannya. Tak heram agar bisa mendapatkan kue apem yang disebar para tokoh agama dan pejabat terkait, banyak hal yang dilakukan warga.
Ada yang membawa jala, membawa payung yang dibalik, membawa kain, dan lain-lain. Semua bergembira meskipun harus berdesak-desakan.
Editor : Ditya Arnanta