BADUNG, iNews.id - Presiden Joko Widodo sampaikan pidato kenegaraannya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD dalam rangka HUT ke-77 Proklamasi Kemerdekaan RI.
Menurut Jokowi saat ini sekitar 107 negara terdampak krisis global, dan diperkirakan sebagian diantaranya jatuh bangkrut. Selain itu, diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.
Orang nomor satu di Indonesia ini sebut Indonesia patut bersyukur karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat sehingga mampu bertahan di tengah krisis global.
"Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit, tiba-tiba meletus perang di Ukraina, sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi. 107 negara terdampak krisis, sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut," papar Jokowi.
Menurut dia, seperti semua negara, tantangan yang dihadapi Indonesia sangat berat, karena belum sepenuhnya pulih dari krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19, dunia harus menghadapi krisis energi dan rantai pasok akibat dampak perang Rusia-Ukraina.
"Ujian ini tidak mudah bagi dunia dan juga tidak mudah bagi Indonesia. Semua ini harus kita hadapi dengan kehati-hatian dan dengan kewaspadaan. Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini," ungkap Jokowi.
Dia mengungkapkan, Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan.
"Inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen," tambah Jokowi.
Bahkan, sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga mencatatkan surplus Rp106 triliun. Oleh karena itu, pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan listrik, sebesar Rp502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi.
Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44% pada kuartal II tahun 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp364 triliun.
"Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju," tandas Jokowi.
Editor : Ditya Arnanta