get app
inews
Aa Read Next : Mitos Bunga Wijayakusuma, Benarkah Mampu Menghidupkan Orang Mati dan Membawa Keberuntungan?

Tiga Makam Misterius Ditengah Pemukiman Padat Penduduk, Begini Penjelasan LDA Keraton Solo

Minggu, 03 Juli 2022 | 07:30 WIB
header img
Ketiga makam misterius ditengah perkampungan padat penduduk di Lingkungan Keraton Solo (Foto: iNewskaranganyar.id/Dok Pri/Bramantyo)

SOLO, iNews.id - Tiga Makam Misterius yang berada di lingkungan Keraton Kasunanan atau tepatnya di Baluarti, Pasar Kliwon, Solo masih jadi Misterius.

Meskipun warga sekitar meyakini bila ketiga makam itu adalah tiga bayi yang meninggal setelah terseret banjir besar, namun pihak Keraton Solo sendiri tak mengetahui siapa yang dimakamkan di lokasi yang kini jadi pemukiman padat tersebut.

Karena meyakini ketiga makam ditengah perkampungan pada adalah bayi, maka warga sekitar ketiganya diberi nama Nggoro Kasih, Den Bagus Kintir dan Mbok Roro Setu.

Salah satu putri Pakubuwono XII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng mengatakan bila ketiga makam tersebut bukan dari keturunan Keraton Kasunanan.

"Saya tidak tahu siapa dimakamkan disitu. Tapi yang pasti, tiga makam itu bukan berasal dari kalangan kerabat Kraton atau keturunan Kraton,"papar Gusti Moeng belum lama ini.

Menurut Gusti Moeng, dari cerita orang terdahulu, pada jaman dahulu, daerah tersebut ada sebuah kali yang bernama Kalilarangan. Dan tak jauh dimana ketiga makam itu berada, dulunya ada sebuah pintu air.

"Didekat ketiga makam itu dulunya ada pintu air. Karena disitu dulunya ada sebuah kali (sungai) yang diberinama Kalilarangan,"jelasnya.

Diberi namanya kali itu Kalilarangan, ungkap Gusti Moeng, karena memang kali itu sengaja dibuat oleh pihak Keraton untuk mengambil air dari Cokrotulung. Dan pintu air tersebut berfungsi untuk mengairi air masuk kedalam Kraton. 

"Karena air itu dipakai oleh Kraton, maka warga sekitar tak ada yang berani memakai air tersebut. Karena terlarang mengambil air dari kali itu, maka daerah tersebut sampai sekarang diberi nama Kalilarangan," ujarnya.

Sedangkan ketiga makam tersebut adalah makam tiga orang anak yang meninggal karena terseret arus kali yang kemungkinan terjadi saat pintu air dibuka.

"Makam itu berisi tiga orang anak yang usiannya masih kecil. Kemungkinan ketiganya hanyut saat pintu kali dibuka. Dan oleh warga sekitar, ketigannya di makamnya diderah tersebut,"terangnya.

Karena memang, dahulunya, daerah dimana ketiga makam itu berada, masih sangat sepi. Dan oleh pihak Kraton, daerah itu dijadikan tempat tinggal untuk para pejabat Kraton yang ikut pindah ke desa Sala dari Kartosuro.

"Daerah itu memang dipakai sama Kraton sebagai tempat tinggal para pejabat Kraton Kartosuro yang ikut pindah ke desa Sala. Tapi sayangnya seiring perjalanan waktu, rumah-rumah diderah itu banyak diperjual belikan. Meskipun sebenarnya statusnya hanya hak pakai saja,"ungkapnya.

Pihak Kraton, ungkap Gusti Moeng, tak punya rencana memindahkan ketiga makam tersebut. Karena, ketiga makam itu sudah ada terlebih dahulu sebelum adannya pemukiman.

"Loh kenapa dipindah. Makam itu ada terlebih dahulu sebelum pemukiman. Jadi biarkan saja ada disitu. Didaerah Baluwarti itu juga ada makam Ki Gede Solo,"pungkasnya.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut