get app
inews
Aa Read Next : Jadwal Sahur & Subuh Ramadhan Hari ke 3 Sukoharjo dan Sekitarnya Kamis 14 Maret 2024

Pemandian Air Panas Peninggalan Raja Keraton Solo Nasibmu Kini, Dibiarkan Merana

Rabu, 04 Mei 2022 | 23:21 WIB
header img
Langen Harjo pemandian air panas tempat Raja Keraton Kasunanan berendam kini merana (Foto; iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

SUKOHARJO, iNews.id - Suasana sejuk terasa saat menjajakkan kaki di lokasi pesanggrahan Langenharjo Sukoharjo.

Dahulunya, kawasan ini merupakan salah satu lokasi peristirahatan favorit yang kerap disinggahi Paku Buwono (PB) V hingga Paku Buwono (IX dan Paku Buwono (X) sebagai penerusnya. 

Terlihat bangunan berupa pendapa yang yang disebut Prabasana masih berdiri tegak meski kondisinya sangat memprihatinkan dan kurang mendapatkan perawatan.

Dahulunya pendopo ini  biasa digunakan untuk pentas kesenian dan juga lokasi menyepi. Sedangkan dibagian belakang ada juga pendopo yang disebut pendopo Pungkuran.

Dimana didalam pendopo tersebut terlihat kursi yang dahulu sering digunakan untuk tempat duduk PB X.  Dan di dinding pendopo juga dipasang foto-foto kuno.

Kemudian ada juga tempat yang dijadikan lokasi "menyepi" penguasa Kraton Kasunanan Surakarta kala itu. Dan sampai sekarang masih dilestarikan. Namun tidak semua orang diperbolehkan masuk termasuk tanpa seijin dari Keraton. 

Tepat di depan pendopo Pungkuran terdapat lokasi pemandian air hangat. Ada satu sumber air panas yang dulunya mengalir sangat deras dan airnya hangat, banyak digunakan untuk pengobatan karena mengandung belerang.


Singgasana Pakubuwono V hingga X ini biasa dipakai Raja Keraton Kasunanan setiap ke pemandian air panas Langenharjo (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Sayangnya saat ini sumber airnya sudah tidak panas lagi karena sudah tertutup banyak lumpur dan debit airnya juga berkurang sehingga perlu menggunakan pompa. Ada delapan kamar mandi yang disediakan namun kondisinya tidak terawat

Di halaman pemandian juga ada replika patung binatang seperti gajah, macan Jawa. Yang konon menurut cerita di halaman yang ditumbuhi beragam pohon besar dan rindang berusia ratusan tahun seperti beringin dan sawo ditempatkan juga macan asli Jawa yang sengaja dirawat untuk menjaga lokasi tersebut.  

Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Wandansari yang biasa disapa Gusti Moeng sampaikan bisa dimaklumi banyak peninggalan Kraton Kasunanan Surakarta yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Pasalnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memperbaiki dan melakukan perawatan untuk aset budaya yang jumlahnya sangat banyak.

Padahal, lanjut Gusti Moeng banyak sekali aset peninggalan Kraton Kasunanan Surakarta yang tersebar di berbagai wilayah mengingat betapa luasnya kekuasaan Kraton Kasunanan di masa lampau. 

"Khusus Sukoharjo saja ada beberapa seperti ini Langenharjo, makam Balakan dan beberapa lokasi lainnya," jelas Gusti Moeng saat berbincang dengan iNewskaranganyar.id belum lama ini.

Untuk itulah pihaknya perlu melakukan sosialisasi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo untuk mensosialisasikan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang bertema "Pelestarian dan Pemanfaatan Cagar Budaya Tak Bergerak".

"Apapun yang namanya cagar budaya pasti berhubungan dengan keberadaan Kraton-kraton di Indonesia. Di Jawa Tengah, Jawa Timur banyak sekali peninggalan Kraton Surakarta yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat juga pemerintah setempat," papar Gusti Moeng.


Kamar-kamar ini berisi mata air panas yang dahulunya kolam dimana Raja Keraton Kasunanan Surakarta berendam (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Terkait sejarah Pesangrahan Langenharjo menurut Gusti Moeng sudah "melahirkan" dua raja yakni PB V dan PB IX. Karena sebelum beliau menjadi raja melakukan tirakat di Pesangrahan Langenharjo. 

Diceritakan juga lokasi ini tempat PB V yang kala itu masih muda dan menjabat sebagai Adipati yang belum dinobatkan menjadi raja menatah (mengukir) Canthik Perahu Rajamala.

Yakni hiasan pada haluan perahu pesiar milik Kraton dengan mengambil  simbol tokoh pewayangan bernama Raden Rajamala.

"Saat ini Canthik perahu hasil tatahan (ukiran) tangan asli PB V disimpan rapi di musim Kraton Surakarta," ungkap Gusti Moeng. 

Dijelaskan juga di masa Pemerintahan PB IX selalu  mengendarai perahu sebagai sarana transportasi. Sehingga sepanjang  aliran Sungai Bengawan Solo menjadi jalur transportasi. 

Untuk itulah di depan Pesangrahan ini dibuatkan pelabuhan yang digunakan untuk melabuhkan perahu. Sayang sekali bekas pelabuhan tersebut harus hilang karena proyek Bengawan Solo kala itu. 

Setelah beberapa ratus tahun kemudian, salah satu perahu yang konon sering digunakan PB IX kembali ditemukan secara tidak sengaja di aliran sungai Bengawan Solo. 

Penemuan itu terjadi setelah peristiwa pendaratan darurat pesawat Garuda beberapa tahun lalu.  Disebut Gusti Moeng perahu yang ditemukan di dasar Bengawan Solo ini sudah berusia sekitar 300 hingga 400 tahun.

"Salah satu perahu yang digunakan sudah ditemukan terbenam di aliran Bengawan Solo. Dan saat ini sudah dipindahkan di Langenharjo," jelas Gusti Moeng.

Ditambahkan Humas LDA KPH Eddy Wirabhumi dampak dari konflik internal Kraton yang tidak berkesudahan juga berdampak kepada Kraton itu sendiri beserta seluruh asetnya. 

Jika dulu sebelum terjadi konflik masih bisa "diopeni" karena bisa masuk di dalam lingkungan Kraton, namun karena kondisi internal carut marut semua jadi terbengkalai. 

Sementara itu terkait keberadaan Pesangrahan  Langenharjo, Wirabhumi berharap agar ditata secara keseluruhan agar bisa dimanfaatkan  menjadi destinasi wisata. Yang pastinya akan memberikan keuntungan bagi banyak pihak termasuk membangkitkan ekonomi  masyarakat sekitar.

"Hanya saja perlu pemikiran yang matang terkait blue print dan grand desainnya.Jangan hanya ngebor sumurnya (sumber air panas saja). Namun ditata sekalian agar menjadi aset wisata dan aset budaya agar bisa semakin memberi nilai saat (peninggalan) itu menjadi living heritage," jelasnya.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut