get app
inews
Aa Text
Read Next : Bagaimana menemukan ide atau gagasan menulis Cerpen?

Gunakan 4 Tips Ini Agar Kamu Bisa Menulis Cerpen dengan Gampang

Sabtu, 16 April 2022 | 15:35 WIB
header img
Hamdani MW saat memberikan workshop menulis dan jurnalistik di SD Marsudirini Solo. (Foto: Didik Kartika/iNews)

SOLO, iNews.id Menulis cerita pendek (Cerpen) membutuhkan beberapa hal agar Cerpenmu menjadi menarik.

Tidak perlu khawatir dalam menuangkan tulisanmu, sebab Hamdani MW membagikan 4 Tips agar Cerpenmu Menarik, dan Kamu Pasti Ingin Segera Mulai Nulis Cerpen.

Reputasi Hamdani MW sudah tidak diragukan dalam menghasilkan berbagai karya buku, baik antologi Cerpen, antologi cerita anak hingga buku biografi.

Karya-karya Cerpennya juga sudah bertebaran di berbagai media lokal, regional hingga nasional.

Simak 4 Tips Cerpenmu Menarik, Kamu Pasti Ingin Segera Mulai Nulis Cerpen ini, supaya materi yang kamu tulis benar-benar menarik:

Dari mana ide Cerpen itu muncul?

“Ide cerpen muncul bisa kapan saja, di mana saja dan dengan cara yang kadang tidak terduga,” tandas Hamdani MW kepada iNews, Sabtu (16/04/2022). 

Contoh: ide Cerpen bisa muncul saat kita melihat pengemis di perempatan jalan, lalu ingin membuat cerita tentang anak yang kasihan dan menolong pengemis jalanan itu. 

Bisa juga ide Cerpen muncul saat di sekolah melihat ada teman yang berebut kursi tempat duduk. 

Ide Cerpen bisa juga muncul saat kita membaca karya orang lain, membaca berita di koran, di majalah, melihat TV, membaca informasi di medsos, dari ngobrol dengan teman dan masih banyak lagi. Bahkan, ide Cerpen bisa mucul saat kita di toilet. 

Berani menulis buruk

“Kesulitan utama penulis-penulis pemula adalah sulitnya memulai paragraf pertama,” demikian ulas penulis cerita anak ‘Semut Hitam dan Semut Merah’ tersebut. 

Kesulitan itu terjadi karena mereka punya niat untuk membuat paragraf pertama sekali jadi langsung “sempurna”.

Hal itu justru menjadi beban, sehingga si penulis terlalu sering menghapus kata atau kalimat yang dirasa kurang cocok. Ini justru menghambat pekerjaan. 

“Karena itu prinsip utamanya adalah, jangan takut menulis buruk, karena nanti masih ada tahap editing,” tegas Hamdani MW yang juga pemilik karya cerita anak ‘Meringkus 2 Monster Hutan’.

Menurut dia, menulis dan mengedit itu proses yang berbeda. 

Menulis itu proses menuangkan isi pikiran dalam bentuk tulisan, dan mengedit adalah proses menata isi pikiran yang sudah tertuang dalam bentuk tulisan. 

Jika kita melakukan aktivitas menulis dan mengedit bersamaan, prosesnya akan tersendat-sendat.

Menentukan tema Cerpen

“Tema berfungsi sebagai pengarah bagi penulis untuk menuliskan cerita,” demikian Hamdani membagikan sarannya.

Misalnya, kita mengambil tema Cerpen: Persahabatan, Kesetiaan, Kedisiplinan, dan lain-lain. Setelah tema ditentukan, semakin mudah bagi kita menulis Cerpen. 

Tema itu seperti ruh dalam sebuah tulisan, agar tulisan semakin terarah dan tidak bertele-tele.

Terkadang tema tidak sesuai dengan judul Cerpen, karena tema bukan judul. 

Tema lebih luas dari pada judul.Contoh: Kalau kita angkat tema tentang

“Pendidikan Budi Pekerti”, maka kita bisa mengambil judul: Rudi dan si Pengemis Jalanan. Bisa bisa juga kita buat judul cerpen: Edo Sang Juara Palsu.

“Tema adalah sebuah ide pokok atau pikiran utama sebuah cerpen, yang menjadi titik tolak untuk membentuk rangkaian cerita,” tandas penulis cerita anak ‘Molo, Musang Yang Lupa Diri’ itu.

Penentuan tokoh dan karakter dalam cerita

Tokoh dan karakter (watak) sangat penting. Setelah menentukan jumlah dan nama-nama tokoh, usahakan watak antar tokoh dibuat berbeda.

Misalnya tokoh A wataknya lemah lembut, maka tokoh B wataknya kasar, galak, dan sebagainya.

Watak tokoh akan menentukan koflik cerita. Kalau watak antar tokoh hampir sama, cerita akan terasa hambar. 

Contoh: Bikinlah tokoh dalam contoh judul Cerpen: ‘Rudi dan Pengemis Jalanan’ atau ‘Edo Sang Juara Palsu’.

“Baik tidaknya sebuah Cerpen, salah satunya ditentukan oleh berhasil tidaknya penulis menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang di dalamnya ada perwatakan sangat penting bagi sebuah cerita,” papar Hamdani MW yang juga seorang jurnalis tersebut.

Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam, yaitu sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Sifat tokoh bisa diungkapkan dengan berbagai cara, di antaranya melalui:

Tindakan, ucapan dan pikirannya: gambarkan watak tokoh dalam judul Cerpen Rudi dan Pengemis Jalanan serta Edo Sang Juara Palsu. 

Tempat tokoh tersebut berada: bayangkan setting tempat dalam judul Cerpen Rudi dan Pengemis Jalanan serta Edo Sang Juara Palsu.

Benda-benda di sekitar tokoh: bayangkan benda-benda apa saja yang ada di judul Cerpen Rudi dan Pengemis Jalanan serta Edo Sang Juara Palsu.

Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang.

Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah Cerpen, cukup memiliki sekitar tiga tokoh saja. Terlalu banyak tokoh malah bisa mengaburkan jalan cerita.

“Jangan terlalu detail memaparkan latar belakang tiap tokoh. Fokuskan pada tokoh utama,” begitu saran Hamdani kepada iNewskaranganyar.

Editor : Bramantyo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut