14 Tahun Berlalu, Korban Bom GBIS Kepunton Masih Dicari, Negara Janji Hadir Pulihkan Hidup Mereka
SOLO, iNewskaranganyar.id– Tragedi bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, pada 2011 masih menyisakan luka yang belum sepenuhnya pulih. Empat belas tahun berlalu, ternyata sejumlah korban peristiwa tersebut belum terdata dan belum mendapatkan hak-haknya dari negara.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kini menelusuri jejak para korban. Dari delapan orang yang diduga menjadi korban, baru satu yang berhasil ditemukan. Tujuh lainnya masih dalam pencarian.
Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyebutkan langkah ini merupakan tindak lanjut pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menegaskan negara wajib hadir dalam pemulihan korban aksi terorisme.
“Masih ada tujuh korban Kepunton yang hari ini ingin kami fasilitasi. Kehadiran negara ada di situ. BNPT bersama Pemkot Solo memastikan korban tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga pendampingan usaha, beasiswa, hingga pelatihan,” kata Respati, Selasa (16/9/2025) usai menerima kunjungan dari BNPT di Balai Kota Solo.
Respati mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Solo, camat, lurah, hingga kepolisian untuk melacak keberadaan keluarga korban. Ia menegaskan Pemkot Solo juga akan ikut mengawasi distribusi bantuan sosial agar tepat sasaran.
Kasubdit Pemulihan Korban Aksi Terorisme BNPT, Rahel, menjelaskan layanan ini dibuka sebagai bentuk keberpihakan negara.
“Korban terorisme masa lalu yang belum mendapat haknya dapat mengajukan ke BNPT hingga 2028. Setelah ditemukan, mereka akan diidentifikasi, lalu ditetapkan sebagai korban resmi agar bisa menerima haknya dari negara,” jelasnya.
Rahel menambahkan, sebagian besar korban dari peristiwa terorisme lain sudah ditemukan. Namun, pencarian korban GBIS Kepunton lebih menantang karena kejadian sudah lama berlalu.
“Sesulit apa pun, BNPT akan tetap mencari. Negara tidak boleh absen dalam pemulihan hidup korban,” tegasnya.
Upaya ini memberi harapan baru bagi para penyintas dan keluarga korban bom Kepunton.
"Meski tragedi itu sudah lama lewat, negara berkomitmen hadir untuk memastikan mereka tidak dilupakan," pungkasnya.
Editor : Lituhayu