Persewangi Banyuwangi Siap Hadapi Persika Karanganyar di 16 Besar Liga 4 Nasional 2025

KARANGANYAR,iNewskaranganyar.id - Babak 16 besar Liga 4 Nasional akan segera bergulir, dan salah satu duel yang paling dinantikan adalah pertemuan antara Persika Karanganyar dan Persewangi Banyuwangi. Laga ini tak sekadar adu strategi dua tim kuat, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bagi Persewangi—salah satu tim legendaris asal Jawa Timur—untuk kembali menorehkan tinta emas dalam sejarah perjalanan mereka di sepak bola Indonesia.
Kembali dari Masa Vakum, Persewangi Bangkit sebagai Kekuatan Baru
Persewangi Banyuwangi, atau Persatuan Sepak Bola Banyuwangi, adalah klub yang telah lama dikenal di dunia sepak bola Indonesia. Klub ini berbasis di Stadion Diponegoro, jantung kota Banyuwangi, yang menjadi saksi bisu naik-turunnya performa Laskar Blambangan dari waktu ke waktu.
Sempat vakum usai mengundurkan diri dari Divisi Satu Liga Indonesia pada tahun 1997, Persewangi kembali aktif pada tahun 2002 dan secara bertahap mulai membangun kekuatannya dari bawah.
Perjalanan panjang tersebut tidak mudah. Namun, berkat komitmen dan konsistensi, Persewangi berhasil mencetak berbagai prestasi di level nasional dan regional.
Di antaranya adalah runner-up Divisi II pada musim 2007, semifinalis Liga 3 Jawa Timur 2021/2022, dan yang terbaru, menjuarai Liga 4 Zona Jawa Timur tahun 2025.
Prestasi inilah yang membawa mereka ke putaran nasional dan menghadapi Persika Karanganyar di babak 16 besar.
Julukan “Laskar Blambangan” dan Filosofi Perjuangan
Persewangi Banyuwangi dikenal dengan julukan Laskar Blambangan, nama yang diambil dari Kerajaan Blambangan—sebuah kerajaan Hindu terakhir di tanah Jawa yang pernah berdiri di wilayah Banyuwangi.
Julukan ini bukan sekadar simbol, melainkan representasi dari semangat juang, kekuatan, dan daya tahan. Nilai-nilai tersebut diharapkan tertanam dalam diri para pemain Persewangi saat bertarung di lapangan hijau.
Identitas lokal yang kuat ini menjadi pemacu semangat bagi tim, baik senior maupun kelompok usia muda, untuk terus berprestasi.
Klub ini juga memiliki fondasi pembinaan usia muda yang kuat, terbukti dari prestasi di berbagai kejuaraan kelompok umur seperti Liga Remaja Jatim, Popda, hingga Piala Soeratin.
Penghasil Talenta Nasional
Tak sedikit pemain nasional yang memulai kariernya dari klub ini. Nama-nama seperti Hendro Kartiko dan Zaenal Ichwan pernah berseragam Persewangi sebelum bersinar di level lebih tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa Persewangi bukan hanya klub kompetitif, tetapi juga akademi alami pencetak talenta berbakat dari Bumi Blambangan.
Stabilitas Organisasi dan Tantangan Masa Lalu
Namun, perjalanan Persewangi tidak selalu mulus. Klub ini pernah dilanda dualisme kepengurusan antara tahun 2012 hingga 2019, yang sempat menghambat perkembangan klub.
Baru pada awal 2020, kondisi kembali stabil setelah semua elemen disatukan di bawah naungan Yayasan Persewangi Banyuwangi Indonesia (YPBI). Stabilitas ini menjadi pondasi penting dalam pembangunan tim yang solid dan kompetitif hingga saat ini.
Tantangan Persika di Depan Mata
Melawan Persika Karanganyar di babak 16 besar bukan tantangan mudah, namun bukan pula hal baru bagi tim sekelas Persewangi. Dengan semangat pantang menyerah, kedalaman skuad yang mulai matang, dan pengalaman dari berbagai turnamen sebelumnya, Persewangi punya modal besar untuk melangkah lebih jauh di kompetisi ini.
Laga ini juga menjadi pembuktian bahwa klub-klub tradisional dengan akar sejarah panjang masih memiliki tempat penting di masa depan sepak bola nasional.
Bagi para suporter, ini adalah momentum untuk kembali melihat Laskar Blambangan bersinar dan menjadi kebanggaan Banyuwangi di kancah sepak bola Indonesia.***
Editor : Ditya Arnanta