SOLO,iNewskaranganyar.id - Keturunan dinasti Mataram Kraton Kasunanan Surakarta yang dimotori Lembaga Dewan Adat (LDA) menggelar tahlil untuk memperingati wafatnya Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo.
Acara Wilujengan Pengetan Dinten Surud Dalem Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo digelar di Pagelaran Kraton Kasunanan Surakarta. Haul Sultan Agung Hanyokrokusumo tersebut juga diisi dengan tausiyah Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Kyai Muwafiq atau Gus Muwafiq adalah salah satu ulama dari Yogyakarta.
Wilujengan Surud Dalem atau peringatan hari wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo ini merupakan bagian dari tradisi Keraton yang diselenggarakan untuk mendoakan raja pertama Mataram Islam.
Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Eddy Wirabumi, Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Surakarta sebut Wilujengan Surud Dalem kaping 378M/390J Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo atau haul dari Raja Mataram 378 masehi dan 390 penanggalan Jawa ini bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke 78.
"Karena haul Sinuhun Kanjeng Sultan Agung bertepatan di bulan Proklamasi dan hari kemerdekaan maka temanya spirit perjuangan Sultan Agung," paparnya.
Diharapkan acara yanh digelar kali ini mampu mbangkitankan spirit perjuangan Sultan Agung yang dimulai dari Keraton Surakarta. Ditambahkan Kanjeng Wiro, acara dimulai dengan pembacaan tahlil dzikir, sahabat kures, dan sholawat Sultan Agung, yang dipimpin ulama Keraton Surakarta.
Sebelum acara, diawali dengan iring-iringan keluarga keraton dan prajurit keluar dari Keraton Surakarta menuju Sasana Pagelaran melalui Sitinghinggil. Sambil membawa uborampe serta papan nama raja-raja Mataram.
Baik dari Amangkurat hingga Paku Buwono XIII. Papan nama tersebut dibawa oleh keturunan dari para raja tersebut. Diketahui Sultan Agung merupakan salah satu Raja Kesultanan Mataram.
Pada masa kepemimpinannya Mataram menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara. Bahkan rasa cintanya pada bumi pertiwi dibuktikan dengan upaya menyerang pemerintah VOC di Batavia dua kali pada tahun 1628 dan 1629. Pemerintah juga sudah menganugrahkan pada Sultan Agung sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.
Pengageng Sasono Wilopo yang juga Ketua LDA Keraton Surakarta, GKR Koes Moertiyah Wandansari mengatakan di kesempatan yang sama juga dilaksanakan pemberian gelar kekancingan atau gelar kebangsawanan kepada sejumlah abdi dalem. Mereka berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Sekitar 180 abdi dalem yang mendapat kekancingan. Diberikan kepada mereka yanh telah sekian lama melayani keraton dan selalu hadir di setiap acara yanh digelar Keraton Surakarta," pungkasnya.***
Editor : Ditya Arnanta