JAKARTA, iNews.id - Pernahkah anda bermimpi bertemu seseorang yang sudah pergi meninggalkan kita terlebih dahulu. Jawabannya, semua pasti pernah bermimpi bertemu dengan seseorang yang sudah meninggal dunia.
Mimpi bertemu dengan seseorang yang sudah meninggal dunia memiliki arti bahwa orang yang sudah meninggal tersebut bisa jadi merindukan kiriman doa dari keluarganya.
Bisa jadi orang yang sudah meninggal seperti yang hadir dalam mimpi meminta agar keluarga yang masih hidup untuk lebih taat lagi beribadah atau berbuat baik di dunia.
Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa arwah orang-orang yang mati dicabut bila mereka mati, begitu pula arwah orang-orang yang hidup dicabut bila mereka tidur, lalu mereka saling kenal menurut apa yang telah dikehendaki oleh Allah SWT.
Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman:
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَاۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka, Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya. (QS. Az Zumar ayat 42).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa arwah orang yang telah mati dan melepaskan arwah orang yang hidup sampai waktu yang ditentukan.
Berkaitan dengan mimpi bertemu orang yang sudah meninggal, banyak ulama yang mengalaminya. Mereka bertemu dengan orang-orang saleh dalam mimpinya.
Salah satunya adalah apa yang telah disampaikan keluarga Asim Al-Juhdari yang telah menceritakan bahwa ia pernah melihat Asim Al-Juhdari dalam mimpinya setelah Asim meninggal dunia.
Lalu lelaki itu bertanya, "Bukankah kamu telah mati?" Asim menjawab, "Benar." Lelaki itu bertanya lagi, "Sekarang engkau berada di mana?"
Asim menjawab, "Saya, demi Allah, berada di suatu taman dari taman surga bersama sejumlah teman-temanku. Kami berkumpul setiap malam Jumat, dan pagi harinya di tempat Bakr ibnu Abdullah Al-Muzani. Maka kami menerima berita-berita tentang kalian."
Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lalu lelaki itu bertanya lagi, "Apakah yang berkumpul itu tubuh kalian, ataukah arwah kalian?"
Asim menjawab, "Mustahil bila yang berkumpul adalah jasad kami, karena jasad kami telah hancur luluh dan yang dapat bertemu hanyalah arwah kami saja."
Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lelaki itu bertanya lagi, "Apakah kalian mengetahui bila kami berziarah kepada kalian?"
Asim menjawab, "Kami mengetahuinya pada petang hari Jumat dan seluruh hari Jumat serta malam hari sabtu hingga matahari terbit."
Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lelaki itu bertanya, "Mengapa demikian, bukan pada hari-hari lainnya?" Asim menjawab, "Berkat keutamaan dan kebesaran hari Jumat."
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Usman ibnu Suwaid At-Tafawi mengatakan bahwa ibunya adalah ahli ibadah yang dikenal dengan julukan Rahibah.
Ketika ajalnya telah dekat, Rahibah mengangkat kepalanya ke arah langit, lalu berdoa, "Wahai Tuhan yang menjadi harapan dan dambaanku selama hidup dan matiku, janganlah Engkau menjadikan aku terhina saat matiku, dan janganlah Engkau menjadikan diriku berasa asing dalam kesendirianku."
Setelah ia meninggal dunia, aku (Usman ibnu Suwaid) selalu menziarahi kuburnya setiap hari Jumat, mendoakannya serta memohonkan ampunan buatnya, juga buat ahli kubur lainnya.
Pada suatu malam aku melihat ibuku dalam mimpi, maka aku bertanya kepadanya, "Ibu, bagaimanakah keadaanmu?" Ia menjawab, "Anakku, sesungguhnya maut itu benar-benar merupakan musibah yang sangat keras.
Dan sesungguhnya aku, segala puji bagi Allah, benar-benar ada di alam barzakh yang terpuji yang penuh dengan bau yang harum dan dihamparkan padanya kain sutera yang tebal dan yang tipis sampai hari berbangkit nanti."
Aku bertanya kepadanya, "Apakah engkau mempunyai keperluan?" Ia menjawab, "Ya." Aku bertanya, "Keperluan apa?" Ia menjawab, "Janganlah engkau meninggalkan kebiasaanmu menziarahi kami dan mendoakan bagi kami, karena sesungguhnya aku benar-benar merasa gembira dengan kedatanganmu pada hari Jumat.
Jika engkau tiba dari rumah keluargamu, maka dikatakan kepadaku, 'Hai Rahibah, inilah putramu telah datang, maka bergembiralah.' Dengan demikian, bergembiralah semua orang mati yang ada di sekitarku."
Mimpi kerap disebut bunga tidur. Merupakan gambaran atau pengalaman bawah sadar yang melibatkan semua indra sewaktu tidur. Terkadang mimpi itu indah, ada kalanya juga mimpi buruk.
Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada umatnya jika mengalami mimpi yang disukai hendaknya untuk mengucapkan Alhamdulillah atau memuji Allah SWT kaena sebenarnya mimpi itu berasal dari Allah SWT.
Sedangkan jika mendapati mimpi buruk dianjurkan untuk meminta perlindungan kepada Allah karena bisa jadi mimpi itu dari setan. Hal ini seperti disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abi Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يُحِبُّهَا فَإِنَّمَا هِيَ مِنْ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ عَلَيْهَا وَلْيُحَدِّثْ بِهَا وَإِذَا رَأَى غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يَكْرَهُ فَإِنَّمَا هِيَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا وَلَا يَذْكُرْهَا لِأَحَدٍ فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ
Dari Abu Said Al Khudri, ia mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang ia sukai, sebenarnya mimpi tersebut berasal dari Allah, maka hendaklah ia memuji Allah karenanya dan ceritakanlah, adapun jika ia bermimpi selainnya yang tidak disukai, maka itu berasal dari setan, maka hendaklah ia meminta perlindungan dari keburukannya, dan jangan menceritakannya kepada orang lain, sehingga tidak membahayakannya." (HR. Bukhari) No. 6470.Shahih. Wallahu A'lam.
Editor : Ditya Arnanta